Sejumlah warga melihat Oma sempat mondar mandir di depan rumah kontrakan. Selain itu, Oma menyewa kendaraan angkutan umum yang hendak digunakan untuk mengangkut istrinya.
"Sekitar jam 03.00 WIB, pagi tadi itu, dia (Oma) sempat minta tolong ke saya. Katanya mau bawa istrinya yang sakit ke rumah sakit. Dia sudah bawa angkot Sukarajaan. Tapi begitu tahu korban yang di dalam itu sudah meninggal, sopir angkotnya pergi karena enggak berani," kata Iyad Suryadi, warga setempat, kepada detikcom, Senin (22/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga setempat geger soal informasi Fatimah tewas. Tetangga kontrakan berdatangan ke lokasi dan mencegah Oma pergi.
"Keterangannya (Oma) berbelit-belit. Kata dia, masuk (ruamh kontrakan) dengan cara bongkar kunci pintu. Tapi ketika warga datang, kamar masih terkunci. Makanya sama warga dia diamankan," ujar Iyad.
Warga lalu menghubungi Hapi, pemilik kontrakan, untuk membawa kunci cadangan. Bau busuk menyeruak begitu pintu kontrakan dibuka. Kondisi Fatimah sudah tak bernyawa.
"Kondisinya sudah membusuk, terbungkus kardus, kasur dan karpet. Seperti memang sudah siap-siap mau di bawa sama suaminya. Tapi kita enggak tahu kapan dia membungkus jasad istrinya itu," kata Iyad.
![]() |
Meski begitu, polisi tidak lantas percaya dengan keterangan Oma. Ada sejumlah informasi yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan fakta yang ada.
"Dia mengaku masuk ke kamar kontrakan menggunakan obeng. Ternyata setelah kita mintai keterangan lebih jauh, dia akhirnya mengaku masuk ke rumah kontrakan pakai kunci duplikat. Dugaan sementara, dia mungkin ketakutan melihat kondisi istrinya sudah meninggal dunia," tutur Budi. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini