Jonan menuturkan untuk menjadi seorang pemimpin tidak hanya butuh kemampuan akademis semata. Seorang pemimpin juga harus mampu menggunakan akal sehat sehingga keputusan yang dipilih bisa memberi dampak terhadap perbaikan sebuah institusi.
"Orang bersekolah itu mengajarkan cara berfikir yang sistematis, logis berdasarkan data empiris. Tapi satu saya anjurkan apapun itu program studi yang diambil harus menggunakan akal sehat. Saya jarang masuk sekolah, tapi pakai akal sehat jadi menteri umur 50 tahun," kata Jonan di Kampus ITB, Kota Bandung, Rabu (17/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi dengan kerja keras dan memiliki akal sehat, selama enam tahun menjadi dirut, akhirnya dia mampu menyulap pelayanan PT KAI yang lebih berkualitas.
"Waktu saya ditugaskan jadi Dirut (PT KAI) saya sama sekali tidak tahu soal kereta api. Tapi 6 tahun menjadi Dirut pelayanan membaik," ungkap dia.
Keberhasilannya menjadi Dirut PT KAI ternyata, mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Jonan digandeng Joko Widodo menjadi Menteri Perhubungan dan kini menjabat sebagai Menteri ESDM.
"Kalau saya tidak ke kereta api, saya yakin ESDM tidak punya menteri Iganasius Jonan. Saya ditunjuk Presiden karena melihat kinerja saya di kereta api. Jadi kuncinya adalah kerja keras," ujar Jonan (mso/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini