Deklarasi ini digelar di SMP Yos Sudarso, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Rabu (10/10/2018). Ratusan kepala sekolah se-Garut hadir.
"Deklarasi ini sebagai bentuk perlawanan kami. Perang, menolak LGBT khususnya di kalangan pelajar," ujar Kabid SMP Disdik Garut Totong kepada wartawan di lokasi acara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Totong mengatakan hingga saat ini belum ada bukti pelajar di Garut terlibat di dalamnya.
"Hingga saat ini belum ada laporan dari orang tua (pelajar terlibat gay). Ya semoga saja itu hanya viral di dunia maya," katanya.
Kendati demikian, Totong mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk memberantas dan membentengi para pelajar dari kegiatan menyimpang seperti LGBT.
Bila ditemukan adanya pelajar yang terlibat, bukan tak mungkin pihak sekolah menyiapkan sanksi tegas.
"Setiap hari di sekolah, pihak sekolah juga sudah menambah kegiatan keagamaan, seperti solat dhuha bersama dan kuliah keagamaan 7 menit," ungkapnya.
Totong mengimbau orang tua siswa untuk proaktif mengawasi putra-putrinya. Pengawasan terhadap pelajar harus dilakukan bersama-sama. (mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini