"Ke korban kami memang belum (mendatangi), menunggu konfirmasi polsek. Penyelidikan kan polisi yang mempertanggungjawabkan, sementara berita acara (berkas penyidikan) belum selesai. Sehingga kami belum bisa ke korban," kata Kabid Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak DP3A Kabupaten Sukabumi Iva Rufaidah kepada awak media, Rabu (26/9/2018).
Iva menegaskan penanganan yang nanti akan dilakukan pihaknya yaitu kunjungan ke rumah-rumah korban. Mereka akan bekerja sama dengan P2TP2A mengawal kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya berapa lama yang dibutuhkan untuk terapi, Iva menyebut hal itu tergantung kondisi psikis anak yang menjadi korban. "Untuk trauma healing, kita sudah komitmen dengan kapolsek Caringin. Nanti kita beritahukan bagaimana kasus-kasusnya khusus untuk korban. Intinya kita masih menunggu polisi," ujar Iva.
A (34), ayah salah seorang korban, mengaku khawatir dengan psikologis anaknya. Dia menyoalkan tidak ada sama sekali perhatian dari pihak sekolah dan pemerintah.
"Anak saya korban yang paling banyak dicabuli oleh pelaku, sejauh ini penanganan kepolisian profesional namun dari pihak sekolah dan dinas pendidikan minim perhatian. Saya yakin mereka tahu anak saya berhenti sekolah karena alasan itu (pencabulan), tapi mereka seolah tertutup dan tidak mau terlibat," tutur A.
Saksikan juga video 'Bejat! Predator Anak di Sukabumi Cabuli 12 Korban':
(bbn/bbn)