Tepat di HUT Ke-72 Bhayangkara, sebanyak 14 orang penyandang disabilitas di Kabupaten Cirebon mendapatkan kado kaki palsu, termasuk Afivi.
Kini, Afivi bisa merasakan berjalan secara normal. Kendati hanya menggunakan kaki palsu. Kaki kanan pria tersebut patah akibat kecelakaan pada 2003 silam. Kecelakaan maut yang menyebabkan kaki kanannya patah itu terjadi saat Afivi menginjak usia 14 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tenaga honorer di Pemdes Gujeg ini mengaku bersyukur mendapatkan kaki palsu. Aktivitas yang sibuk sebagai tenaga honorer menjadi lebih ringan.
"Dulu waktu 2008 juga dapat bantuan kaki palsu, tapi sudah rusak. Sekarang dikasih Polres Cirebon, Alhamdulillah. Bahannya fiber, sangat membantu sekali," ucap Afivi sambil tersenyum.
Penghasilannya sebagai tenaga honorer, menurut Afivi, tak akan cukup untuk membeli kaki palsu. Menurut dia, harga kaki palsu mencapai Rp 10 juta hingga Rp 25 juta.
Afivi mengaku penyandang disabilitas kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Ia pernah mengalaminya.
"Dulu saya jualan sembako, kalau belanja atau jualan keliling suka dilarang naik mobil umum. Soal pekerjaan juga sulit, semoga ke depannya penyandang disabilitas dipandang sama dengan orang-orang normal," kata Afivi berharap.
Di tempat yang sama, Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto mengatakan kado kaki palsu bagi para penyandang disabilitas itu merupakan bentuk implementasi kepedulian polisi terhadap penyandang disabilitas.
"Program pemberian kaki palsu ini kerja sama antara Polres Cirebon dengan Kick Andy Foundation dalam memperingati Hari Bhayangkara. Kita sudah dua kali mengadakan kegiatan yang sama," kata Suhermanto.
Suhermanto berharap penyandang disabilitas di Cirebon bisa menjalankan aktvitasnya seperti orang-orang yang normal. Pihaknya berharap penyandang disabilitas mendapatkan hak yang setara seperti masyarakat pada umumnya.
"Saya yakin mereka memiliki harapan yang sama. Semoga kaki palsu ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan yang tadi mendapat bantuan," ucap Suhermanto.
(bbn/bbn)
Penghasilannya sebagai tenaga honorer, menurut Afivi, tak akan cukup untuk membeli kaki palsu. Menurut dia, harga kaki palsu mencapai Rp 10 juta hingga Rp 25 juta.
Afivi mengaku penyandang disabilitas kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Ia pernah mengalaminya.
"Dulu saya jualan sembako, kalau belanja atau jualan keliling suka dilarang naik mobil umum. Soal pekerjaan juga sulit, semoga ke depannya penyandang disabilitas dipandang sama dengan orang-orang normal," kata Afivi berharap.
![]() |
"Program pemberian kaki palsu ini kerja sama antara Polres Cirebon dengan Kick Andy Foundation dalam memperingati Hari Bhayangkara. Kita sudah dua kali mengadakan kegiatan yang sama," kata Suhermanto.
Suhermanto berharap penyandang disabilitas di Cirebon bisa menjalankan aktvitasnya seperti orang-orang yang normal. Pihaknya berharap penyandang disabilitas mendapatkan hak yang setara seperti masyarakat pada umumnya.
"Saya yakin mereka memiliki harapan yang sama. Semoga kaki palsu ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan yang tadi mendapat bantuan," ucap Suhermanto.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini