"Pengaruhnya (soal debat cagub) tidak terlalu besar. Debat bukan satunya variabel yang menentukan keputusan pemilih," kata Karim saat dihubungi via telepon genggam, Sabtu (23/6/2018).
Menurutnya ada dilematis yang tengah dialami pemilih di Jabar. Satu sisi pemilih tertarik dengan program yang ditawarkan paslon, namun sisi lain ada kekuatan jaringan partai yang memikat mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada ketertarikan isu yang diangkat paslon, tapi ada kekuatan yang menarik dia memilih paslon lain. Artinya ada mekanisme yang bekerja yaitu jaringan partai," ujar Karim menambahkan.
Ia menuturkan program-program yang ditawarkan para calon semakin menguat. Misalnya paslon nomor satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang lebih mengedepankan kreativitas manajemen pemerintahan.
Sementara paslon nomor dua TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang vokal terhadap kepemimpinan tegas, lalu paslon nomor tiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu menjanjikan kesejahteraan warga Jabar.
"Terakhir paslon nomor empat (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) lebih kepada kepemimpinan melalui pendekatan budaya," kata Karim.
Final debat Pilgub Jabar berlangsung di Grand Ballrom Sudirman, Jalan Sudirman, Kota Bandung, Jumat (22/6) kemarin malam. Debat berlangsung aman dan lancar. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini