200 uang kuno yang hilang itu terdiri dari 150 uang logam dan 50 uang kertas. Uang tersebut dikumpulkan sejak 2010, saat Prodi Sejarah merintis sebuah Museum di Universitas. Koleksi museum berasal dari para mahasiswa dan sumbangan dari Rektor Universitas Galuh Yat Rospia Brata.
Kepala Museum Yeni Wijayanti mengatakan uang kuno yang paling tua 1 keping uang logam tahun 1790 merupakan peninggalan VOC. Uang logam dengan tahun 1800-1899 sebanyak 35 keping peninggalan zaman Hindia Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang logam tahun 1902-1979 sebanyak sekitar 115 keping merupakan peninggalan zaman Hindia Belanda, Jepang dan Kemerdekaan. Sementara sisanya uang kertas dari satu rupiah tahun 1964 hingga uang Rp1.000 tahun 1987.
"Uang ini semuanya hibah dari para mahasiswa dan Rektor Universitas Galuh," ujar Yeni saat ditemui di ruang Prodi Sejarah FKIP Unigal Jumat (11/5/2018).
Menurutnya, hilangnya uang kuno tersebut merupakan kerugian yang sangat besar.
"Sudah capek mengumpulkan uang kuno ini untuk koleksi tapi malah hilang dicuri. Jadi kami sangat kaget dan terpukul," katanya.
Sementara untuk dua keris dan rencong yang hilang, menurut Yeni itu merupakan koleksi saja. Tidak ada kaitannya dengan peninggalan bersejarah. Keris sebagai senjata asal Jawa Barat, sementara rencong merupakan senjata khas dari Aceh. Itu juga sumbangan dari mahasiwa.
"Ke depannya kami akan ajukan untuk pengadaan kamera pengintai (CCTV), termasuk menambah tralis besi di pintu museum agar lebih aman," pungkasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini