"Acaranya bersamaan dengan milad keenam Pesantren At Taubah pada Selasa (8/5) kemarin. Ada 48 santri yang wisuda karena telah mengkhatamkan Alquran," kata Kalapas Kelas II Cianjur Yunianto kepada detikcom, Rabu (9/5) kemarin.
Acara tersebut dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Jawa Barat, Indro Purwoko. "Beliau terkesan dan mengapresiasi penerapan pesantren terpadu di lapas ini," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"15 orang diantaranya berstatus santriawati, pola pengajaran Alquran secara rutin mulai Senin sampai Kamis sejak Shalat Subuh pengajian sudah di mulai, Jumat - Sabtu pengajian dakwah dan istigasah," ucap Yunianto.
Pesantren terpadu di Lapas Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom). |
"Pada awal-awal khususnya bagi warga binaan baru kita kadang menemukan kesulitan, rasa malas dan enggan berbaur dengan napi santri. Tapi lama kelamaan melalui pembinaan yang terus menerus akhirnya mau sampai saat ini banyak yang tercerahkan dengan kegiatan ini," katanya.
"Ada pembunuhan, ada pelecehan penipuan dan sebagainya. Tapi komitmen kami di sini adalah melakukan pembinaan sekaligus mematri akhlak baik bagi mereka. Setiap orang pernah memiliki kesalahan, namun kesalahan tidak identik dengan kegagalan selalu ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik," tutur Yunianto.
Suasana Masjid At Taubah di Lapas Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom). |












































Pesantren terpadu di Lapas Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom).
Suasana Masjid At Taubah di Lapas Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom).