Perjalanan Ariya Permana Bocah Obesitas yang Kini Bisa Bermain Bola

Perjalanan Ariya Permana Bocah Obesitas yang Kini Bisa Bermain Bola

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Jumat, 27 Apr 2018 11:26 WIB
Foto: Dok. detikcom
Karawang - Ariya Permana, bocah berumur 12 tahun asal Karawang sedang berjuang untuk menurunkan berat badannya. Pada umur 10 tahun, Ia dinyatakan menderita sevare obesity atau kegemukan ekstrem. Sempat memiliki berat badan 192 kg, ia menyedot perhatian dunia. Berbagai media asing meliput Arya. Pada 25 Agustus 2016 lalu, Dailymail menjulukinya sebagai World's Fattest boy.

Akibat ukuran tubuhnya, Ariya sangat mudah kelelahan hingga kesulitan berjalan. "Menginjak kelas 3 semester pertama, Ariya tidak bisa sekolah karena terkendala berat badan," ujar Ade Somantri kepada detikcom.

Ariya pun kesulitan berjalan. "Seragam dan sepatu enggak ada yang muat," ujar Ade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Ariya sempat tertinggal dalam pelajaran sekolah. Padahal di kelas 1 dan 2 SD, Ariya bisa mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan bocah seberat satu kwintal lebih itu sempat juara kelas. Menurut dia, ketika kelas 1 hingga kelas 2, Arya selalu juara kelas.


Kisah Ariya kemudian terdengar oleh Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Pemda kemudia membawa Ariya ke RSHS pada Senin, 11 Juli 2016. Selama menjalani perawatan di RSHS, bocah seberat 190 kilogram itu ditangani 13 dokter terdiri dari dokter ahli gizi, kejiwaan serta dokter spesialis.

Namun belum sepekan di RSHS, Ariya ingin pulang ke Karawang. Padahal, berat badannya sempat turun ke 186 kilogram. Rencananya, Ariya akan menjalani perawatan intensif di RSHS selama dua pekan. Alasannya karena kangen ingin sekolah.

"Saat itu Ariya ingin melanjutkan sekolah," kenang Ade, mengingat masa itu.

Mendengar Ariya ingin menghentikan perawatan, Bupati Karawang Cellica Nurtachadiana berupaya membujuk Ariya tetap tinggal di RSHS. "Waktu itu, kita sudah mempersiapkan tenaga guru untuk mengajar Arya selama di rumah sakit," kata Cellica.


Bocah kelahiran 15 Februari 2006 itu kemudian benar - benar pulang ke rumahnya di Kampung Pasir Pining RT 002/001 Desa Cipurwasari Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang pada 16 Juli 2016.

Baru sehari berada di rumah, Ariya didatangi oleh Dokter Julistio T.B Djais dari RSHS. Saat diperiksa, bobot tubuh Ariya kembali naik ke 187 kilogram. Meski demikian, saat itu Ariya sudah bisa berjalan meski pelan-pelan.

Keesokan harinya, pada Senin (18/7/2016), Ariya kembali ke sekolahnya di SDN I Cipurwasari setelah hampir setahun tidak masuk kelas. Saat itu, Ariya tidak mengenakan sepatu dan seragam sekolah. Berdasarkan pengamatan detik, saat itu Ariya mengenakan sendal jepit dan kaus berwarna hijau.

Namun belum saja pelajaran dimulai, Ariya mengalami insiden saat upacara bendera. Ia terpeleset dan terjatuh saat berjalan menuju lapangan. Ia menginjak rumput yang bercampur dengan lumpur yang licin.


Ariya pun menangis. Ia kesulitan untuk bangun. Akhirnya ia kembali ke rumah dan batal kembali belajar. Kisah Ariya yang memprihatinkan kemudian menyita perhatian sejumlah pihak.

Sejumlah pihak lalu membantu Ariya untuk menurunkan berat badannya. Ade Rai, mantan atlet binaraga salahsatunya. Ade bahkan sempat menyiapkan metode fitness untuk Ariya.

Penyusutan berat badan Ariya secara drastis terjadi setelah bocah itu menjalani bedah bariatrik di Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, Tangerang. Lewat operasi itu, lambung Ariya diperkecil hingga tersisa sepertiga dari ukuran asli.

"Setelah operasi, makannya jadi tidak terlalu banyak. Sekarang makan 5 sendok nasi saja sudah kenyang," ungkap Ade.


Lewat operasi dan program diet itu pula, berat badan Ariya berhasil menyusut sebanyak 83 kilogram. Saat ini, Ade dan anggota keluarga lain sedang menyemangati Ariya untuk terus menurunkan berat badannya. Bahkan Ariya sedang mengejar rekor MURI dengan kategori anak yang berhasil menyusutkan bobot tubuh terberat. Kini Ariya pun bisa ikut bermain bola dengan teman-temannya.



Tonton juga videonya:


[Gambas:Video 20detik]

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads