Jumlah korban ini terdata melalui grup aplikasi WhatsApp. "Di grup WA hanya ada 50 orang, tapi kalau kita kumpulkan semuanya bisa sampai 70 orang ada yang dari Palabuhanratu dan Cianjur. Dari daerah Pajampangan juga ada," kata Dudi, salah seorang korban, kepada detikcom di Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (25/4/2018).
Dudi menjelaskan grup dibuat untuk bertukar informasi sekaligus 'memburu' keberadaan pria inisial R selaku Kepala Cabang PT Investama Komando Security (IKS). Bos PT IKS di Sukabumi tersebut yang melaksanakan perekrutan dan menarik sejumlah uang kepada pelamar kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dudi, saat ini kantor perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut tidak diketahui keberadaannya. Kantor yang dulunya mengontrak di kawasan Cibatu, Cisaat, itu sudah kosong.
"Kantornya sudah kosong hanya ada bekas spanduk terakhir ke sana, tapi kalau pak R alamatnya di Cicurug. Pernah ke sana tapi hanya ada istrinya," tutur Dudi.
Sejumlah pencari kerja di Sukabumi melaporkan PT IKS karena tak kunjung mempekerjakan mereka. Padahal mereka sudah menyetorkan uang jutaan rupiah agar bisa diterima di perusahaan itu.
Mereka melapor ke ke Sentra Pelayanan Kepolosian (SPK) Polres Sukabumi Kota, di Sukabumi. Informasi dihimpun, mereka menyetorkan sejumlah uang mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 4 juta sebagai syarat masuk kerja kepada PT IKS. (bbn/bbn)