Polisi Periksa Sipir Lapas yang Diduga Ikut Peras Wanita Bugil

Polisi Periksa Sipir Lapas yang Diduga Ikut Peras Wanita Bugil

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Minggu, 15 Apr 2018 13:32 WIB
Kalapas Jelekong Dicopot dari jabatannya/Foto: Dony Indra Ramadhan
Bandung - Polisi terus mendalami dugaan keterlibatan petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) Jelekong terkait kasus pemerasan terhadap wanita bugil oleh narapidana. Polisi segera memanggil para petugas yang diduga terlibat.

"Pekan depan akan kita periksa," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Minggu (15/4/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemanggilan terhadap petugas lapas ini guna mengklarifikasi pengakuan napi yang menyebut dana hasil pemerasan disetorkan ke sejumlah petugas. Sejauh ini pemanggilan petugas baru sebatas saksi.

"Statusnya nanti masih sebagai saksi," katanya.

Akan tetapi, status saksi, sambung Hendro, dapat berubah manakala berdasarkan bukti dan keterangan saksi napi dan pelaku petugas terbukti menerima bahkan terlibat dalam kasus tersebut. Petugas dapat dijadikan tersangka.

"Berdasarkan pemeriksaan, termasuk bukti-bukti yang ditemukan nanti. Tentunya segala kemungkinan bisa terjadi. Apakah hanya sebagai saksi atau ditetapkan jadi tersangka," tutur Hendro.



Dugaan keterlibatan petugas terungkap dari pengakuan napi yang jadi saksi kunci. Salah satunya diungkapkan GN (28) beberapa waktu lalu.

Uang dibagi-bagi ke napi lain termasuk ke petugas lapas," ucap GN saat rilis di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Pengakuan GN diperkuat oleh pengakuan napi lainnya BY (35). Napi yang punya kedudukan penting di bloknya itu bahkan mengungkap kepada siapa saja uang hasil pemerasan mengalir.

"Ke KPLP (kepala pengamanan lapas), annggota piket sama staf yang lain," kata dia di Mapolrestabes Bandung, Kamis (12/4/2018).

BY bahkan merinci jumlah nominal uang yang harus disetorkan kepada peetugas. Untuk KPLP uang yang disetorkan mencapai Rp 13 juta, anggota piket masing-masing Rp 3 juta dan enam orang staf masing-masing Rp 5 juta.

Uang tersebut disetor hanya dari satu 'RW' di blok lapas. Uang disetor setiap akhir pekan.

"Kalau di blok lain ya saya enggak tahu berapa. Ada juga yang langsung per napi setor ke atas," ungkapnya. (avi/avi)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads