Ketua Tim Klarifikasi Husen Erhasan menyampaikan rekomendasi untuk meninjau ulang standar operasional prosedur (SOP) USBN tahun depan. Misalnya mulai dari penyusunan soal hingga distribusi soal ke sekolah guna mencegah kebocoran.
"SOP penyelenggaraan USBN, misalkan soal itu di buat dimana, distribusi dimana. Rekomendasi kami agar SOP itu ditinjau ulang," kata Husen saat dihubungi via telepon genggam, Rabu (4/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain perlu adanya evaluasi pelaksanaan USBN, pihaknya meminta polisi menelusuri pelaku utama dari kebocoran soal tersebut. Selain itu, sambung dia, perlu adanya tindakan tegas terhadap para pelaku pembocoran USBN.
"Kalau memang nanti ditemukan adanya pihak-pihak sengaja membocorkan, perlu adanya tindakan tegas," kata Husen.
Berdasarkan penelusuran Tim Klarifikasi Disdik Jabar di empat sekolah Kota Bandung seperti SMA 20, SMA 16, SMA 3 dan SMA 5 masuk dari kategori normal untuk hasil ujian siswa. Pihak sekolah mengklaim sudah mengantisipasinya setelah dengar isu kebocoran.
Isu kebocoran menguat setelah adanya laporan salah satu siswa di SMA swasta yang kedapatan memiliki bocoran USBN. Bocoran tersebut didapat dari salah satu grup Line, namun berbeda dengan grup yang dilaporkan FAGI Kota Bandung ke komisi V DPRD Jabar.
Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, pihaknya menyimpulkan kemungkinan besar terjadi kebocoran. Namun, pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian untuk memastikan kebenaran kebocoran tersebut.
"Pihak kepolisian kan sedang bekerja juga ya, biar nanti mereka saja yang (menyimpulkan) karena punya kompetensi untuk itu. Kalau saya disini mengatakan sangat mungkin terjadi kebocoran," tutur Husen. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini