Pertama terjadi pada 1 Februari 2018, angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Jatinagara dan Kecamatan Rajadesa. Kejadian kedua pada 2 Februari 2018 di wilayah perkotaan Ciamis, Tambaksari dan Rancah. Terakhir pada 21 Maret 2018 di wilayah Ciamis kota, Sadananya, Lakbok, Cisaga, Cijeungjing dan Pamarican.
"Untuk kejadian sebelumnya total rumah yang rusak mencalai 1440 rumah, untuk yang terakhir saat ini masih pendataan. Data sementara sekitar 200 rumah rusak bervariatif," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Ani Supiani saat dikantornya Kamis (22/3/2018).
![]() |
Dikatakan Ani, seringnya Kabupaten Ciamis diterjang angin puting beliung, tidak terlepas dari tingkat kerawanan bencana Ciamis di urutan 15 se Indonesia dan urutan ke 6 di Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang Ciamis ini rawan angin kencang atau puting beliung dan longsor," jelasnya.
Langkah yang dilakukan oleh BPBD Ciamis, rumah yang rusak sudah diajukan untuk mendapat bantuan stimulan. Namun saat ini belum cair, rencananya akan turun pada bulan Mei.
![]() |
Ani mengimbau kepada warga Tatar Galuh untuk waspada bila terjadi hujan deras disertai angin kencang. Bila kondisi semakin parah sebaiknya mengungsi ke tempat aman.
"Pohon-pohon dekat rumah sekiranya rawan tumbang, sebaiknya dibereskan agar tidak tumbang menimpa rumah," pungkasnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini