Di hadapan mahasiswanya, Sakti menjelaskan bahwa Syaikhu memang sengaja diundang sebagai pembicara karena keahliannya dan tidak ada keterkaitan dengan kampanye politik atau Pilgub Jabar 2018. Kegiatan seminar tersebut sudah direncanakan sejak November 2017.
"Surat telah kami sampaikan kepada narasumber kaitan masalah Fraud atau kecurangan-kecurangan dalam bidang akuntansi dan orang yang menguasai keilmuan itu sangat terbatas," ucap Sakti di auditorium kampus UMMI, Jalan R. Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sakti menegaskan sejak dilayangkannya undangan hingga acara berlangsung tidak ada klarifikasi dan perbaikan dalam susunan acara. "Kegiatan tidak pernah diklarifikasi dan perbaikan, pemberi materi juga sama dan waktunya juga sama. Meski begitu tidak ada hubungan sedikitpun antara UMMI dengan partai politik," kata Sakti.
![]() |
"Kota Bekasi sudah menjalankan smart city, jadi saya kemana pun tetap bisa terpantau," kata Syaikhu mengawali materi.
Sementara itu, Endi Riana Irmansyah, ketua Ikatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi, tetap menolak kedatangan Syaikhu yang menurutnya sudah resmi menjadi cawagub oleh KPU Jabar.
"Sudah jelas ada larangan tegas dilarang datang ke lembaga pendidikan, kami mengharapkan agar kampus ini netral agar kampus ini tidak dijadikan tempat kampanye. Apapun alasannya peraturan KPU mengenai etika kampanye harus ditegakkan," ucapnya.
"Karena di sini Panwas pun kita lihat, tidak berupaya dengan baik, maka kita dari elemen mahasiswa, menolak kedatangan salah satu cawagub yang sudah datang tadi," ujar Endi menambahkan.
Apapun alasannya, sambung Endi, status Syaikhu sudah ditetapkan sebagai cawagub Jabar. "Walaupun tidak kampanye, sudah melekat statusnya. Kita tidak menolak kedatangan cawagub, tapi menolak kampanye di kampus. Siapa pun itu," tutur Endi menegaskan.
(bbn/bbn)