PP Persis Kutuk Penganiayaan Ustaz Prawoto

PP Persis Kutuk Penganiayaan Ustaz Prawoto

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Jumat, 02 Feb 2018 14:10 WIB
PP Persis di Polrestabes Bandung/Foto: Dony Indra Ramadhan
Bandung - Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) mengutuk keras insiden penganiayaan yang dilakukan Asep Maftuh (45) terhadap Komandan Brigade Persis Ustaz Prawoto (40). Persis menuntut agar kasus itu diproses secara hukum.

"Kami mengutuk dengan keras penganiayaan ini dan kepada aparat penegak hukum (Kepolisian) agar mengusut sampai tuntas, dan menegakkan hukum secara adil dan transparan," ujar Ketua Majelis Penasehat PP Persis Maman Abdurrahman di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jumat (2/1/2018).

[Gambas:Video 20detik]


Maman mengatakan Prawoto merupakan komandan Brigade PP Persis. Ia merupakan kader terbaik yang pernah dimiliki PP Persis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu kami sangat menyesalkan, sangat sedih kehilangan beliau Ustaz Prawoto. Dia bukan hanya Komandan Brigade, tapi juga Dai yang kerap berdakwah," tuturnya.

Baca Juga: Sosok Prawoto, Komandan Brigade Persis di Mata Tetangga

Meski dikabarkan pelaku mengalami gangguan jiwa, pihaknya menuntut agar aparat kepolisian memproses kasus tersebut secara tuntas.

"Kepada pejabat negara, diharapkan memproses hukum sesuai peraturan yang berlaku karena kami tidak rela, bukan hanya kami tapi warga Persis di seluruh dunia. Kami mohon tidak lepas dan dihukum seberat-beratnya," kata dia.

Asep menganiaya Komandan Brigade Persis pada Kamis (1/2) pagi pukul 07.00 WIB. Ia memukul bahkan mengejar Prawoto.

Akibat penganiayaan itu, Prawoto sempat dilarikan ke rumah sakit Santosa. Namun nyawanya tak tertolong pada pukul 16.00 WIB. Pelaku dikenakan Pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaa berat, dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara. (avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads