Menurutnya konvensi merupakan sebuah anomali yang dibuat oleh Ridwan Kamil. Sebab, sambung dia, sejatinya untuk cawagub sudah bisa diputuskan oleh Ridwan Kamil dengan melalui proses musyawarah dengan partai-partai pendukung.
"Menurut saya itu sebuah anomali. Pertama sebenarnya kartu (cawagub) di bawah meja RK, tinggal dia berani mengambil keputusan. Kedua, belum tentu (konvensi) efektif, malah berpotensi melepas dukungan yang sudah ada," kata Karim saat dihubungi via telepon genggam, Kamis (7/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut kesepakatan tersebut yang sempat mengemuka ke publik lewat pernyataan Ketum PPP Romahurmuzy. Romi sapaannya menyebut Wali Kota Bandung itu mengumbar janji diberikan posisi wakil kepada setiap partai yang mendukungnya.
Baca juga: PPP Sebut Ridwan Kamil Banyak Umbar Janji soal Posisi Cawagub
"Kita tidak tau deal apa yang dibangun RK dengan PPP, PKB dan Golkar, tapi tidak mungkin tanpa kesepakatan. Artinya konvensi itu sebuah bentuk pengingkaran atau janji yang sudah dibuat RK. Apalagi PPP juga kan akan hitung ulang kalau RK tidak segera bersikap," jelas dia
Karim berpendapat pemilihan wakil bisa dilakukan tanpa konvensi melainkan melalui musyawarah. Sepengetahuannya, sejauh ini antara Emil sapaan Ridwan Kamil dengan partai koalisi belum ada pembicaraan terkait pendamping tersebut.
Ia mengatakan lewat musyawarah ini, partai-partai koalisi bisa mendengarkan keinginan Emil perihal calon pendamping yang pas. Kemudian, pilihan Emil itu akan dikombinasikan dengan sosok yang juga punya kekuatan lintas wilayah.
Baca juga: PKB Dukung Penuh Konvensi untuk Tentukan Pendamping Ridwan Kamil
"Dia (RK) sregnya dengan siapa, kemudian sinergi yang terbangun bukan hanya kewilayahan saja, tapi sinergi yang akan mengkontrol dukungan dia sehingga dukungan yang diraih bukan hanya penjumlahan antara pendukung RK dengan wakilnya. Tapi pasangan ini akan mengatrol lintas wilayah," kata Karim
(ern/err)











































