Limbah medis tersebut di antaranya, jarum suntik, infusan, botol bekas pemakaian vaksinisasi dan labu darah tercecer. Sejumlah tabung yang berisi darah pun tercecer begitu saja. Sebagian limbah terlihat sudah ada yang terbakar.
![]() |
Ternyata limbah medis itu tak hanya berasal dari Cirebon. Berdasarkan pantuan detikcom, di TPS liar itu terdapat sejumlah bungkus plastik yang berisikan obat dan alat kesehatan yang berasal dari rumah sakit dan laboratorium medis. Seperti RS Mitra Husada Pringsewu Lampung, RSUD Fatmawati, Instalasi Farmasi RSKD Duren Sawit Jakarta Timur, dan Instalasi Farmasi Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua Sanggar Lingkungan Hidup Cirebon, Cecep Supriyatna mengatakan, pembuangan limbah medis yang tak sesuai aturan itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parahnya lagi, sambung Cecep, TPS liar tersebut berada persis di bantaran sungai. Akibatnya resiko penyebaran penyakit dari limbah medis tersebut semakin tinggi.
"Kalau air sampah bisa ke sungai, terus terkirim ke mana-mana kalau airnya lagi naik. Ini kan sangat bahaya sekali, apalagi kalau terkontaminasi ke manusia," tutur Cecep.
![]() |
Cecep juga menunjukkan beberapa bungkus plastik bekas pengobatan HIV, hepatatis, dan lainnya. Menurutnya pengelolaan limbah medis memiliki aturan tersendiri, salah satunya dengan insenerator. Menurut Cecep biasanya rumah sakit memiliki pihak ketiga yang mengelola limbah B3.
Pihaknya juga mengaku sudah melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cirebon dan Jawa Barat untuk menyikapi persoalan tersebut. "Kita tidak mau menuduh pihak tertentu, kita hanya menginginkan DLH Jawa Barat bisa menginvestigasi langsung soal ini," ucapnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini