Salah satunya Sumur Jala Tunda, sumur yang letaknya berada di sekitar komplek Keraton Kasepuhan itu masih digunakan sebagai sumber air untuk masyarakat sekitar. Tepatnya, masyarakat yang berada di sekitar Masjid Pejlagrahan di Kampung Grubugan Kelurahan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.
![]() |
Sumur Jala Tunda berada di samping Masjid Pejlagrahan. Ketua DKM Masjid Pejlagrahan, Sulaeman mengatakan pembuatan Sumur Jala Tunda bersamaan dengan dibuatnya bangunan Masjid Pejlagrahan yang dibuat sekitar abad 14. Bahkan, Sulaeman menyebutkan Sumur Jala Tunda merupakan salah satu sumur peninggalan buah karya dari Pangeran Cakrabuana.
"Sumur ini dibuat untuk nelayan yang hendak berwudu untuk menunaikan ibadah salat di Masjid Pejlagrahan. Sumurnya ada dua, putra dan putri. Peruntukannya untuk jamaah laki-laki dan perempuan," ucap Sulaeman kepada detikcom saat ditemui di Masjid Pejlagrahan, Jumat (27/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain masyarakat Kampung Grubugan menerima manfaat adanya sumur tua itu, sambung Sulaeman, kadang pelancong pun ikut mengambil air dari sumur tersebut. "Ya ada yang ziarah ke sini, mayoritas sambil air sumurnya. Katanya sih memiliki khasiat, yang ziarah banyak ada yang dari luar Jawa juga," ucapnya.
Sulaeman bersyukur sumur tersebut masih memiliki manfaat bagi warga sekitar. Bahkan, DKM Masjid Pejlagrahan berinisiatif untuk merawat peninggalan milik Pangeran Cakrabuana itu.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini