Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017). Sejumlah tokoh potensial sebagai calon gubernur Jabar yang masuk radar PDIP hadir di acara ini. Setiap figur diberi waktu lima menit untuk menyampaikan gagasannya.
Baca juga: Irjen Anton dan Abdy Yuhana Bahas Alam Jabar di 'Curah Gagasan'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga pemimpin di Jabar, gubernur, bupati-wali lota dan lurah-kades harus sama programnya. Jangan berbeda. Intergrasi kebijakan fiskal. Anggaran yang dimiliki harus disatukan untuk pembangunan Jabar," tutur Dedi dalam pemaparannya.
Dedi Mulyadi (Foto: Muklis Dinillah/detikcom) |
"Integrasi wilayah ini nantinya menghasilkan kebijakan berbasis wilayah dan kebutuhan," tutur Dedi yang kini menjabat bupati Purwakarta sekaligus Ketua DPD Golkar Jabar.
Menurut dia, Jabar memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sehingga perlu ada kebijakan pembangunan berbasis alam dan kebudayaan sebagaimana identitas yang dimiliki Jabar selama ini.
"Pembangunan di Jabar itu harus berbasis kebudayaan dengan mengedepankan penghormatan kepada alam dan ruang kebudayaan. Keadilan sosial juga ditekankan dengan pembangunan di tingkat desa juga," tutur Dedi.
Deddy Mizwar (Foto: Muklis Dinillah/detikcom) |
Untuk mencapai itu, menurut Deddy, butuh keberpihakan birokrasi. "Harus dilakukan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan efektif dan terbuka. Sehingga tiga aspek tersebut bisa tercapai," tuturnya.
Pria masih menjabat wagub Jabar ini mengakui tingkat kemiskinan di Jabar masih tinggi dan pemerataan ekonomi belum maksimal. Hal itu tak lepas dari jumlah penduduknya yang paling padat di Indonesia yaitu mencapai 47 juta jiwa.
"Tapi jangan lupa, pertumbuhan ekonomi di Jabar cukup baik yakni 5,67 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu hal ini yang perlu di benahi. Apalagi mendatang jumlah pendudukan akan semakin besar," tutur Deddy. (bbn/bbn)












































Dedi Mulyadi (Foto: Muklis Dinillah/detikcom)
Deddy Mizwar (Foto: Muklis Dinillah/detikcom)