Lestarikan Budaya, Mimi Tumus Masih Menari Topeng di Usia Senja

Lestarikan Budaya, Mimi Tumus Masih Menari Topeng di Usia Senja

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 06 Okt 2017 13:29 WIB
Mimi Tumus (75) penari topeng/Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Tua bukan berarti aktivitas terbatas dan tidak bisa berkarya. Seperti Tumus (75), salah seorang penari topeng asal Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang masih giat melestarikan seni tari topeng.

Wanita yang akrab disapa Mimi Tumus itu bahkan dianggap maestro topeng. Lantaran hanya dirinya lah yang saat ini masih menjaga dan melestarikan tari topeng Cirebon khas Kreyo.
Mimi Tumus, masih aktif menari meski di usia senjaMimi Tumus, masih aktif menari meski di usia senja Foto: Sudirman Wamad

Saat ditemui detikcom usai manggung pada acara Unjungan Buyut Kreyo yang digelar di halaman Desa Kreyo, Jumat (6/10/2017), Mimi Tumus menceritakan betapa sulitnya menjaga dan melestarikan tari topeng khas Kreyo. Bahkan, ia sempat berhenti untuk menari dan memilih untuk merantau ke Ibu Kota.

"Sejak umur 25 tahun sudah menari. Tapi, di tahun 1990-an saya sempat kerja. Karena, penghasilan dari menari tak menutupi kebutuhan. Saya tinggalkan tari topeng sekitar 25 tahunan," ujarnya Mimi Tumus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari topeng khas Kreyo pun sempat redup. Saat Mimi Tumus merantau dan memilih berjualan. Karena hanya dirinya yang bisa memeragakan tari topeng khas Kreyo. Padahal, sepak terjang Mimi Tumus di seni tari tak diragukan lagi.

Pada tahun 1993 sebelum dirinya memutuskan behenti menari, dirinya sempat manggung di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta memenuhi undangan Presiden Soeharto. Selain tampil di TIM Jakarta, ia juga mengaku sempat tampil di Istana Bogor.

"Waktu di Bogor juga sama, diundang sama presiden. Lebih dulu Bogor, terus tampil di Jakarta. Di Bandung juga pernah tampil, juara II Tari Topeng Cirebon tingkat Jawa Barat. Itu waktu dulu," ucapnya.
Mimi Tumus saat menaroMimi Tumus saat menari Foto: Sudirman Wamad

Kebangkitan tari topeng khas Kreyo mulai muncul di 2016 kemarin. Saat itu, Mimi Tumus mendapat diminta Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar untuk manggung di acara Gotrasawala. Mimi Tumus pun mengiyakan ajakan Deddy Mizwar, kendati dirinya sudah tak muda lagi.

"Waktu itu tampilnya di Keraton Kasepuhan. Terus, Pak Wagub ngasih saya gamelan satu set," katanya seraya menunjuk gamelan pemberian dari Deddy Mizwar.

Selama menari, Mimi Tumus merasa dianaktirikan oleh pemerintah. Sehingga, ia merasa beryusukur sekali bisa mendapatkan gamelan. Kendati saat ini dirinya belum memiliki sanggar tari.

"Kalau mengajar tari ya di halaman rumah saja. Kalau saya belajar tari dari ibu saya dulu. Tari topeng khas Kreyo ini secara turun-temurun diajarkan, sekarang tinggal saya sendiri," ucapnya.

Dikatakannya, tari topeng khas Kreyo memiliki perbedaan dengan tari topeng lainnya. Salah satunya sangat kaya akan instrumen pengiringnya. Lebih dari tiga musik pengiring dalam satu topeng yang ditampilkan.

"Kalau yang lain kan satu topeng satu musik pengiring. Kalau Kreyo itu, ada bendrongnya, terus ada gonjingnya. Nah, saat masuk di baksa rai itu agak lama, kalau topeng lain kan sebentar," katanya.

Sebagai generasi ketiga, ia ingin tari topeng Kreyo terus dipertahankan. Mimi Tumus pun aktif mengajar dan melatih anak-anak yang belajar ke rumahnya.

Ditempat yang sama, Ade Irfan salah satu muridnya mengatakan sangat kagum dengan Mimi Tumus. Karena masih aktif menjaga dan merawat seni tari topeng khas Kreyo.

"Tari topeng Kreyo itu punya ciri khas sendiri. Tahun kemarin mulai bangkit, tepatnya di acara Gotrasawala. Saya berharap topeng Kreyo bisa terjaga, untuk itu saya ikut mempelajarinya," katanya.

(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads