PAUD At-Taqwa berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Salah seorang guru PAUD At-Taqwa, Neneng (35), mengatakan bangunan rusak akibat diterjang hujan, Kamis (28/9/2017) malam.
"Jadi pas malam ada hujan, kata orang sekitar sini, sekitar jam 10 malam ada suara roboh, tapi nggak langsung. Dicek karena dikira bunyi dari tempat las mobil yang terletak di depan sekolah," ungkap Neneng kepada detikcom di PAUD At-Taqwa, Sabtu (30/9/2017).
![]() |
Neneng mengatakan kerusakan bangunan tersebut terlihat sejak Jumat (29/9/2017) pagi, ketika ia dan 30 murid yang belajar di tempat ini akan memulai proses belajar-mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang, selain karena hujan, bangunannya sudah tidak bagus karena sudah lama," Neneng menambahkan.
![]() |
Akibatnya, bangunan tersebut rusak parah di bagian belakang. Pantauan detikcom di PAUD At-Taqwa, Sabtu (30/9/2017), bagian belakang bangunan yang terbuat dari anyaman bambu jebol. Sejumlah meja dan fasilitas belajar rusak tertimpa reruntuhan bangunan.
"Kami berharap segera diperbaiki, karena kan ini anak-anak harus belajar," pungkasnya.
Kepala PAUD At-Takwa, Popon, mengatakan, sebelum bangunan PAUD rusak akibat hujan lebat, pihaknya telah melayangkan permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk segera merehabilitasi bangunan, namun tidak mendapat tanggapan.
"Memang ini bangunan sudah 18 tahun, belum pernah diperbaiki. Sudah kami layangkan proposal untuk merehab, tapi tidak ada tanggapan," ungkap Popon kepada detikcom melalui sambungan telepon, Sabtu (30/9).
Popon menjelaskan setelah kejadian tersebut, pihaknya segera bergerak menemui dinas terkait untuk melaporkan kejadian ini.
"Sekarang sudah kejadian kayak gini, kami sudah datang ke dinas (pendidikan), tapi katanya kalau ada korban pasti dibantu," tegasnya.
Popon menyebutkan kini pihaknya berharap ada yang bersedia memperbaiki ruangan kelas yang rusak. "Kasihan anak-anak, kan harus terus mendapatkan pendidikan," katanya.
Sementara itu, akibat kejadian ini, proses mengajar di PAUD ini terhambat. Untuk menyiasatinya, pihak pengelola melakukan kegiatan belajar-mengajar di rumah salah satu tenaga pendidik hingga bangunan kelas kembali bisa dipergunakan. (avi/avi)