Novanto 'Sempat' Dukung Ridwan Kamil, Pengamat: Test The Water

Novanto 'Sempat' Dukung Ridwan Kamil, Pengamat: Test The Water

Mukhlis Dinillah - detikNews
Minggu, 24 Sep 2017 10:49 WIB
Novanto Sempat Dukung Ridwan Kamil, Pengamat: Test The Water
Surat penetapan Golkar mengenai Cagub Ridwan Kamil yang belakangan disebut bodong/Foto: dok. Istimewa
Bandung - Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menilai langkah Golkar menetapkan Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jabar merupakan strategi politik. Hal itu lumrah dilakukan untuk mengukur respon publik sebelum mengambil sikap resmi.

Sebelumnya, keputusan Golkar mendukung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jabar mencuat lewat surat penetapan Setya Novanto yang beredar ke publik. Meskipun, pada akhirnya Sekjen Golkar Idrus Marham menegaskan surat itu bodong alias palsu.

Baca juga: Bikin Kaget! Novanto Tetapkan Ridwan Kamil Jadi Cagub Jabar

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya melihat ada kemungkinan ini semacam test the water sebetulnya, terlepas ada pernyataan itu surat bodong, jadi bisa saja ini memang ada skenario mencari tahu bagaimana tanggapan kader di tingkat lokal termasuk publik," kata Firman saat dihubungi via telepon genggam, Minggu (24/9/2017).

Baca juga: Surat Dukung Emil Disebut Bodong, Idrus Tolak Jelaskan Tanda Tangan

Menurutnya munculnya surat penetapan itu tentunya memancing reaksi dari kader-kader di tingkat daerah. Sebagian besar menolak keputusan elite politik di pusat. Salah satunya dengan cara mengibarkan bendera Golkar setengah tiang di beberapa kantor DPD.

"Sebenarnya itu tekanan dari tingkat daerah, bagaimanapun Dedi Mulyadi sebagai ketua DPD Golkar Jabar punya power di tingkat lokal. Ketika ada resistensi tingkat lokal maka kemudian DPP Golkar meredam bahwa (surat) itu bodong," jelas dia.

Ia mengatakan dengan kondisi saat ini dua kemungkinan bisa terjadi. Pertama, Golkar bisa memaksakan mengusung Ridwan Kamil dengan cara memberikan pemahaman kepada kader-kader di daerah terkait alasan pengambilan keputusan tersebut.

"(Dipaksakan) bisa saja karena ada variabel lain kenapa kemudian usung RK. Saya lihat komunikasi dengan DPD tidak mulus juga. Bagaimana DPP turun ke bawah untuk kemudian bicara dengan DPD kemudian menyelesaikan persoalan. Tapi kalau resistensinya semakin tinggi, justru kemudian tidak efektif mesin partai nantinya," ungkap dia.

Baca juga: Ini Isi Surat Penetapan Ridwan Kamil Jadi Cagub Jabar oleh Golkar

Dia menuturkan kemungkinan lainnya yakni Dedi Mulyadi bisa meyakinkan DPP Golkar untuk tetap mengusungnya di Pilgub Jabar. Tentunya, Dedi sebagai Ketua DPD Golkar Jabar punya dukungan dari kader-kader termasuk PDIP yang sudah berkoalisi di tingkat daerah.

"Masih sangat besar (peluang). Bagaimanapun sebagai ketua DPD punya pengaruh terhadap kader di akar rumput. Kedua sejauh ini juga konteks koalisi sudah cukup intens komunikasi dengan PDIP itu juga bisa jadi variable yang menetukan artinya dia bisa mengatakan selain didukung kader, tetapi juga partai yang punya kursi terbanyak," kata Firman. (ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads