Unik! Ada Lomba Pasang Kain Kafan dan Salat Jenazah di Sumedang

Unik! Ada Lomba Pasang Kain Kafan dan Salat Jenazah di Sumedang

Wisma Putra - detikNews
Kamis, 17 Agu 2017 14:59 WIB
Lomba Pasang Kain Kafan (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Sumedang - Lomba balap karung atau makan krupuk pada Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sudah menjadi hal biasa.
Ada cara unik bagi warga Sumedang untuk memperingati HUT RI, yakni dengan menggelar 'lomba balap taubat'.

Lomba ini diselenggarakan di Kampung Cibuntu, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dimana para pesertanya berlomba memasangkan kain kafan.
Lomba Balap Taubat di Sumedang, Pasang Kain Kafan dan Salat Jenazah Foto: Wisma Putra

Lomba ini diikuti oleh 17 orang peserta yang dibagi menjadi empat tim yang berasal dari tiga perwakilan RT dan satu pesantren, yang berlangsung Rabu (16/8) malam.

Pantauan detikcom, ada yang menarik dalam perlombaan ini, dimana lima orang anak ikut bertarung dengan orang dewasa untuk memasangkan kain kafan. Kesan horor terlihat saat peserta mulai dibungkus kain kafan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlombaan ini menyita perhatian banyak orang, ratusan warga bahkan warga kampung tetangga pun ikut menonton. Hal unik dalam perlombaan ini, biasanya praktek mengkafani dilakukan ke media patung, tapi kali ini langsung oleh manusia.

"Kegiatan balap taubat ini lebih sebetulnya bukan perlombaan, karena sebagai umat muslim harus bertaubul ilmi karena membungkus ka8n kafan wajib diketahui setiap orang," kata Ketua Pelaksana Aan Ganardi (53) kepada wartawan.
Lomba Balap Taubat di Sumedang, Pasang Kain Kafan dan Salat Jenazah Foto: Wisma Putra

Bukan kecepatan, tapi kerapian yang dinilai dewan juri. Para peserta harus melakukan banyak tahapan agar hasil bungkusan kain kafan sempurna, dari mulai menggunting kain kafan, membuat tali pengikat, mengangkat mayat, memberikan wewangian, memberikan kapas dan pangsung membungkusnya.

"Dengan perlombaan ini minimalnya masyarakat bisa mengkafani orang yang meninggal, seperti yang terjadi saat ini kalau ada yang meningggal masyarakat sekarang nunggu ustad baru di urus," ungkapnya.

Selain itu, bukan hanya cara mengurus jenazah saja yang mereka lakukan. Tapi usai mengkafani para peserta juga langsung melakukan praktek solat jenazah.

"Biar bisa menyolatkan jenazah juga, banyak yang terjadi orangtuanya meninggal tapi anaknya tidak bisa menyolati," tambahnya.

Aan mengklaim perlombaan yang digelar di kampungnya itu baru pertama dilakukan di Indonesia. "Sepertinya, ini satu-satunya perlombaan yang baru digelar di Indonesia bahkan dunia," uajrnya.

Perlombaan ini diinisiasi oleh para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna dan dihelat bersama pemerintahan setempat. "Ide perlombaan ini hasil berpikir bersama, bagaimana memperingati hari kemerdekaan dengan lomba unik dan bernuansa islami," ujar Ketua Karang Taruna Arif Hidayat (27).

Salah satu peserta Iwan Setiawan (17) mengaku deg-degan saat dibungkus menggunakan kain kafan. "Rasanya campur aduk, meskipun takut tapi nanti juga kita bakal mengalami dikafani dan disolatkan. Ini juga sekaligus pengingat kepada kita," pungkasnya. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads