Dikatakan Abdurahim pihak keluarga tidak membesar-besarkan hal itu karena menganggap kenakalan biasa meski beberapa kali memberikan teguran kepada DI.
"Pernah adik saya terluka di bagian telinga dan bibir, katanya dipukul dan dicakar sama si DI ini. Selain itu alat-alat sekolah adik saya juga sering disembunyikan sama anak itu, namun keluarga masih menganggap hal wajar namanya juga anak-anak," kata Abdurahim kepada sejumlah media usai menyaksikan proses olah TKP Polisi di SDN Longkewang, Kecamatan Cicantayan, Rabu (9/8/2017) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu anak itu (terduga pelaku) masih di bawah umur, tapi bagaimanapun kami berharap ada keadilan yang bisa ditegakkan oleh kepolisian. Langkah kekeluargaan atau permintaan maaf kami terima namun hukum harus berjalan," lanjut dia.
Baca juga: Polisi Olah TKP Cari Tahu Penyebab Bocah SD Meninggal di Sekolah
Keluarga DI sendiri sudah mendatangi rumah duka pada Selasa (8/8/2017) malam tadi. Namun atas permintaan Abdurahim , orang tua DI diminta untuk tidak memperkenalkan diri kepada orang tuanya agar tidak ada konflik di saat suasana keluarga masih berduka.
"Semalam orang tua DI datang, tapi saya minta dia tidak memperkenalkan diri kepada ibu saya. Karena takutnya malah memperkeruh suasana, dia datang bersama tokoh masyarakat," tutup dia.
SR diketahui tinggal bersama ibu kandung dan bapak tirinya. SR anak bungsu dari 8 bersaudara, karena tidak ingin jauh dengan ibunya ia memilih untuk tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.
Di Kampung Citiris, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan SR dikenal sebagai anak yang soleh dan tidak pernah melewatkan salat 5 waktu di masjid dekat rumahnya.
Baca juga: Sekolah Bantah Bocah SD Meninggal Usai Berkelahi dengan Temannya
(ern/ern)