Penjelasan RSUD Syamsudin Sukabumi soal Kulit Fatimah Melepuh

Penjelasan RSUD Syamsudin Sukabumi soal Kulit Fatimah Melepuh

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 12 Jul 2017 17:31 WIB
Pihak RSUD Syamsudin memberikan keterangan soal kondisi penyakit yang diderita mendiang Ai Fatimah. Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Ai Fatimah (41) meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan selama enam hari di RSUD Syamsudin Kota Sukabumi. Pihak dokter memberikan keterangan soal perempuan tersebut yang kondisi kulitnya melepuh.

Penanganan medis secara maksimal sudah dilaksanakan RSUD Syamsudin kepada Ai Fatimah dengan menunjuk dokter speasialis. Selain itu, pasien menjalani perawatan di ruang ICU.

Baca juga: Fatimah Warga Sukabumi yang Kulitnya Melepuh Meninggal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur RSUD R Syamsudin, Bahrul Anwar, menjelaskan kondisi diderita Ai Fatimah bukan akibat sindrom Stevens-Jhonson (SJ). Menurut Bahrul, pasien tersebut mengalami semacam alergi.

"Kondisi korban saat ditangani, bisa kita sebut secara umum mengalami alergi dan itu sangat variatif tingkatannya. Dari yang semacam gatal-gatal sampai yang reaksinya berat sekali," kata Bahrul saat konferensi pers di RSUD Syamsudin, Jalan Rumah Sakit, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (12/7/2017).

Dalam kesempatan itu, Bahrul meminta dokter spesialis kulit dan kelamin yang menangani pasien Ai Fatimah untuk memberikan penjelasan. Flora Annisa selaku dokter spesialis kulit dan kelamin, lalu menyampaikan keterangannya soal penyakit dialami Ai Fatimah.

Flora menyebutkan bahwa Ai Fatimah didiagnosis terkena Toxic Epidermal Necrolysis (TEN). TEN ini semacam sindrom SJ, namun lebih berat. Penyebabnya bukan hanya karena obat, tapi ada faktor lain seperti infeksi virus dan radio terapi.

"Almarhum dari awal kondisinya sudah berat, kita hanya melihat di kulit (melepuh). Padahal reaksi alergi ini juga terjadi di seluruh organ seperti ginjal, paru-paru dan lainnya. Hal yang bisa kita lakukan untuk TEN ini hanyalah bersifat suportif, menjaga fungsi organ lainnya dengan menahan reaksi hipersensitif," kata Flora.

Baca juga: Dinkes Sukabumi Telusuri Penyebab Kulit Fatimah Melepuh

Namun kondisi Ai Fatimah tidak cukup kuat untuk menahan gejala TEN sehingga pasien meninggal dunia. "Untuk saat ini kondisi seperti yang dialami pasien (Ai Fatimah) memang belum ada obatnya," tutur Flora.

Perbedaan dengan sindrom SJ, gejala TEN lebih lebar cakupan penyebarannya. Bukan hanya dampaknya ke kulit, tapi memiliki efek ke organ dalam tubuh.

"Kalau SJ kecil-kecil, kalau TEN lebih luas wilayah cakupannya hingga ke organ dalam. Meski tidak sepenuhnya dikarenakan reaksi obat, satu-satunya cara menghindari TEN adalah dengan berhati-hati dan tidak sembarangan saat mengkonsumsi obat. Lebih baik dikonsultasikan dengan tenaga medis yang berkompeten," ujar Flora. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads