Hal itu dikatakan salahseorang orangtua korban saat ditemui di Mapolres Karawang. Laki-laki paruh baya itu mengaku informasi itu ia peroleh dari anaknya yang telah menjadi korban kejahatan seksual Oki berulang kali.
Ia datang bersama para orang tua korban kejahatan Oki. "Saya harap pelaku dihukum mati karena korbannya banyak dan masih anak - anak," ungkap dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyaknya korban mengingatkan pada kasus serupa di Sukabumi 2014 silam. Mirip kasus Emon yang korbannya mencapai 114 anak. Karena itu pelaku pantas dikebiri," ujar Arist.
Oki ditangkap polisi di Kampung Munjul Kidul, Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang Jawa Barat. Selasa, 7 Maret 2017 lalu. Pemuda berusia 27 tahun itu diyakini mencabuli puluhan bocah laki - laki di lingkungan tempat tinggalnya.
Saat ditangkap, polisi menemukan fakta jumlah korban mencapai 24 anak. Namun berdasarkan pengembangan lebih lanjut, korban bertambah hingga 28 orang. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut lantaran ada kemungkinan korban terus bertambah.
Baca juga: Pelatih Sepakbola Diduga Cabuli Puluhan Bocah Laki-laki di Karawang
Kapolres Karawang, Andi Herindra mengatakan telah memeriksa 9 orang saksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan, modus OMA merayu korbannya dengan cara melatih sepakbola. "Pelaku membuat klub sepakbola khusus anak - anak. Ketika tidak dilayani, pelaku mengancam mengeluarkan korban dari klub sepakbola itu," kata Andi.
Warga kampung Munjul tidak menduga jika Oki adalah seorang predator seks.
Nandang, 48 tahun, seorang warga kampung Munjul mengatakan, sejak kedatangannya dua tahun lalu, pemuda itu dielu - elukan masyarakat lantaran sering mengarahkan anak - anak pada kegiatan positif.
"Selain melatih sepakbola, dia juga sering mengajak anak ke masjid. Baik untuk shalawatan atau pengajian setelah magrib," ungkap Nandang.
Namun di balik sifatnya yang supel dengan anak kecil, sisi gelap OMA akhirnya terungkap pada Senin, 6, Maret 2017 lalu. Saat itu seorang anak kecil berinisial K mengeluh kesakitan di bagian organ intimnya. "Melihat gejala yang tak normal, orangtuanya mendesak anak itu untuk bercerita. Akhirnya anak itu mengaku telah dicabuli pelaku," kata Nandang. (ern/ern)











































