Sungai Cianting Dikeruk untuk Antisipasi Luapan Air di Kawasan Pasteur

Kota Bandung Dilanda Banjir

Sungai Cianting Dikeruk untuk Antisipasi Luapan Air di Kawasan Pasteur

Masnurdiansyah - detikNews
Selasa, 25 Okt 2016 14:53 WIB
Foto: Masnurdiansyah/detikcom
Bandung - Petugas Dinas Bina Marga dan Pengarian (DBMP) Kota Bandung, menurunkan satu alat berat untuk pengerukan sedimentasi di Sungai Cianting. Upaya normalisasi sungai dilakukan agar banjir tidak kembali terjadi di kawasan Jalan Pasteur, Kota Bandung.

"Kita coba keruk dulu pakai backhoe untuk upaya normalisasi aliran airnya. Kita angkat dulu seperti pasir, batu, ditambah memang banyak yang membuang sampah ke sungai, ini terbawa dari atas," ujar Kasi Pemeliharaan Sungai Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, Deni Saputra, saat ditemui detikcom di Jalan Pasteur, Selasa (25/10/2016).

Deni menyebut salah satu faktor naiknya volume air di Sungai Cianting karena kiriman dari Sungai Cilimus yang sangat besar, ditambah dengan curah hujan yang deras. Sehingga saluran air di bawahnya tidak mampu menampung debit air yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air dari Sungai Cianting ini mengalir ke Sungai Citepus ujungnya. Jadi air yang dikirim dari Sungai Cilimus di atas sangat tinggi, apalagi di atasnya belum ada saluran air pembagi sungai," tuturnya.

Meluapnya air sungai tersebut pada hari Senin 24 Oktober 2016 kemarin, membuat Jalan Pasteur tepatnya di depan Mall Bandung Trade Center (BTC) tergenang air selama beberapa jam. Lalu lintas pun terputus.

Sungai Cianting Dikeruk untuk Antisipasi Luapan Air di Kawasan PasteurFoto: Masnurdiansyah/detikcom

Deni melanjutkan, Sungai Cilimus hanya memiliki satu saluran yang mengirim air ke Sungai Cianting. Air selanjutnya akan dikirim menuju Sungai Citepus.

"Jadi dari atas tinggi nah kebawah kan penuh tempatnya tidak cukup menampung air karena sudah penuh. Dari atas (Sungai Cilimus) memang hanya ada satu saluran airnya ke arah sini (Sungai Cianting) saja," jelasnya.

Deni menyebut banjir cileuncang yang mengeisi ruas Jalan Pasteur tidak berlangsung lama. Butuh beberapa jam saja untuk air kembali surut.

"Debit airnya kemarin memang cukup tinggi, dan ini cepat surut tidak sampai berhari-hari. Memang kalau kawasan ini bawaannya seperti itu," terangnya.

Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak kembali terjadi, pihaknya telah menyiapkan satu mesin pompa sedot.

"Ketinggiannya dari sungai ini ke jalan ada sekitar 1,5 meter. Saat ini kita antisipasi dulu biar tidak banjir lagi seperti kemarin," pungkasnya. (try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads