"Memang empat bulan lalu (Mei 2015), pihak Kecamatan Cicendo membawa nisan tersebut ke kantor Kelurahan Pasirkaliki," kata Lurah Pasirkaliki Cecep Rohmat Soleh saat ditemui di kantornya, Senin (7/9/2015).
Awalnya nisan Elisabeth berada di Jalan H. Mesri, RT 10 RW 6, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Sebelum dipindahkan, nisan itu teronggok di area kosong dikelilingi seng dekat mata air Ci Guriang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nisan dibawa ke kantor kelurahan menggunakan mobil. Waktu itu diangkut oleh sepuluh orang. Berat soalnya," ujar Cecep.
Nisan Elisabeth lalu disenderkan ke tiang pelang dengan posisi berdiri. Satu jam kemudian, nisan tersebut jatuh. "Bruk! Tiba-tiba jatuh. Nisan terbelah menjadi tiga. Padahal enggak ada angin, nisan itu juga kan berat," kata Cecep.
Jatuhnya nisan Elisabeth mengejutkan Cecep dan pegawai kelurahan. Beberapa orang berbisik-bisik mengaitkan hal mistis soal insiden tumbangnya nisan berbahan batu yang belum diketahui pasti jenisnya ini. Namun Cecep berpikir jernih soal kejadian tersebut.
"Mungkin karena licin sehingga nisan jatuh," ujarnya.
Menurut Cecep, satu hari setelah salah satu koran terbitan di Jawa Barat memunculkan berita nisan Elisabeth, pihak Kecamatan Cicendo bergerak ke lokasi. Tujuan awal memindahkan nisan ini, sambung dia, guna menyelamatkan sekiranya ada nilai-nilai sejarah. "Awalnya kan Camat Cicendo mengira benda tersebut prasasti yang bernilai sejarah. Tapi ternyata kan hanya sebuah nisan saja," ucap Cecep.
Cecep berjanji minggu ini segera memperbaiki nisan Elisabeth. Setelah itu dia akan berkoordinasi dengan Camat Cicendo untuk menentukan nasib nisan yang saat ini di seimpan di samping kantor Kelurahan Pasirkaliki. "Apakah nanti nisannya tetap disimpan di kantor kelurahan atau bagaimana, saya menunggu perintah Camat Cicendo," tutur Cecep. (bbn/tya)