Salah satu warga yang sudah mencoba Taksi Uber adalah Budi (33). Ia menilai pelayanan Taksi Uber ini bagus. Namun perizinan tetap harus ditempuh agar legalitasnya jelas.
"Sebetulnya pelayanannya bagus, bisa jadi alternatif lah. Apalagi kan layanan angkutan umum di Bandung belum begitu bagus. Tapi memang perizinan harus ditempuh dan pengusaha taksi lain juga harus introspeksi," ujar pegawai swasta di kawasan Jalan Asia Afrika tersebut, kepada detikcom, Selasa (23/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika taksi uber ramai diberitakan di media, saya jadi penasaran. Setelah dicoba ya saya langsung merasa nyaman, saya percaya saja, dengan modal gadget saya bisa langsung mendapatkan transportasi yang nyaman diandingkan taksi yang sudah ada. Perhitungan tarifnya juga jelas, tidak ada argo yang dicurangi," ucap Budi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Putra (29). Menurut warga Jalan Ermawar ini, Uber bukanlah taksi seperti taksi plat kuning, melainkan rental mobil.
"Saya rasa Uber itu bukan taksi, tapi rental mobil. Tarif juga lebih fair, meskipun memang lebih murah dari taksi. Karena kita bisa mengetahui estimasi biaya sebelum naik mobilnya," ujar Putra.
Soal banyaknya protes dari Organda pengusaha taksi, Putra menilai reaksi mereka berlebihan. Seharusnya Organda dan pengusaha taksi introspeksi dan memperbaiki kualitasnya.
"Istilahnya di Bandung masih banyak taksi yang butut, argo juga dicurangi. Sekarang tinggal kreativitas dari pengusaha taksi Bandung saja bagaimana caranya menarik perhatian masyarakat," ungkap Putra.
Namun demikian Putra berharap Taksi Uber bisa menempuh izin terlebih dahulu, sehingga masyarakat semakin terjamin keamanan dan kenyamanannya.
"Harus tetap memiliki izin. Kantor dan lain-lainnya juga jelas. Sehingga penumpang semakin merasa aman," tandasnya.
(avi/ern)