"Kita masih butuh (PNS) untuk pekerjaan spesifik seperti, pustakawan, dokter spesialis. Ahli penyakit di dinas perkebunan dan pertanian, ahli genetik, itu diperlukan. Keahliannya khusus dan orangnya juga jarang," ujar Aher, panggilan akrabnya usai memberikan SK PNS kepada 133 CPNS umum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (5/6/2015).
Ia mengaku setiap dibuka pendaftaran CPNS untuk bidang spesifik, selalu sepi peminat. Ia mencontohkan RS paru di Jabar yang berada di Bandung kekurangan dokter ahli paru.
"Kita kesulitan dokter spesialis paru. Kiatnya ya menyekolahkan dokter umum ke spesialis paru, enggak ada cara lain, tapi itu kan lama. Tahun ini baru dua orang lulus," ujarnya.
Meski kekurangan PNS di ahli tertentu, Aher mengaku jumlah PNS di Jabar sudah efisien. "Hampir pas, kita ini jadi rujukan nasional," klaimnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jabar Muhammad Solihin menyatakan jumlah PNS di lingkungan Pemprov Jabar saat ini sekitar 12.358 orang. "Yan pensiun 650-an dalam kondisi normal. Yang dua tahun lalu berusia 56, tahun depan sudah masuk 58. Makanya harus ditambah, tapi harus hati-hati merekrutnya," katanya.
(ern/ern)