Setiap harinya Raju tergolek lemah, untuk menjalankan aktifitasnya ia mengandalkan Heri (50) sang ayah yang secara rutin menyuapi makanan dan memandikannya. Ketika Detikcom mengunjungi kediamannya, Jumat (27/2/2015) sekira pukul 07.30 WIB, Raju berada di kamar tidurnya. Terlihat ia menempelkan daun telinganya ke dinding bilik kamarnya, terdengar sayup-sayup kegiatan belajar mengajar dari gedung sekolah. Kediaman Raju memang tak jauh dari gedung sekolah SMAN 1 Cikembar.
Bulir air mata keluar dari mata sang ayah ketika menceritakan kisah pilu yang menimpa rumah tangganya belasan tahun silam. Cerita rumah tangga ini mengawali perbincangan Detikcom terkait nasib Raju yang tumbuh dengan kondisi fisik tak normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu, kendati tinggal dengan sang ibu Heri tak melepas begitu saja pengawasannya dari Raju. Saat usia Raju beranjak 5 tahun, ia curiga karena kondisi fisik Raju sangat kurus.
"Banyak memar di tubuhnya, karena enggak tega melihat kondisi anak akhirnya saya bawa Raju dari tangan ibunya dan mengurusnya sampai sekarang, saya ambil Raju saat usianya beranjak 7 tahun, badannya memar-memar," lanjut Heri yang mengaku saat itu enggan melaporkan kasus yang menimpa putranya itu ke polisi.
Kondisi fisik Raju tak berubah dari tahun ke tahun dan berlanjut hingga saat ini. Kondisi ekonomi Heri yang tidak mendukung tak cukup untuk memberikan asupan gizi yang cukup saat usia Raji dalam masa pertumbuhan. Hal ini diakui Heri, sebagai buruh serabutan ia tak sanggup memberikan makanan yang baik untuk putranya itu.
"Untuk tinggal saja saya numpang di gubuk milik paman, dulunya dapur namun saya renovasi kecil kecilan, asal layak dipakai untuk tidur kami berdua. Dulu sempat tinggal di kontrakan, namun karena makin lama bayarnya makin mahal akhirnya saya putuskan berhenti," kata Heri.
Harapan Heri cuma satu, ingin anaknya sembuh dan tumbuh normal seperti anak lain seusia Raju. Tak ada cara selain meminta uluran tangan dermawan untuk memulihkan kondisi sang anak karena tak ada lagi barang berharga yang bisa ia jual. Di kamarnya hanya tersisa sendok dan piring usang serta sebuah penanak nasi dalam keadaan rusak. "Pernah saya ngajuin bantuan tapi saat ini enggak ada hasilnya, dulu pernah didata sama pihak Puskesmas cuma itu juga gak ada kelanjutannya," pungkas Her
(ern/ern)