Hal itu diungkapkan Anang saat ditemui usai rapat pembahasan Citarum Lestari di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (11/4/2014).
Ia mengatakan, tim BPLHD telah melakukan Ngajlug Citarum pada 17 Maret lalu dengan menjelajahi 5 desa di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari perjalanan berjalan kaki selama 10 jam tersebut Anang mencatat sejumlah temuan yang menjadi masalah di hulu Citarum seperti limbah hewan ternak, sampah rumah tangga, pembuangan sanitasi hingga alih fungsi lahan.
Dalam penjelajahan tersebut, tim melewati lahan-lahan milik masyarakat, pemerintah dan yang dikelola perhutani. Total ada 8.113,11 hektare yang beralih fungsi.
"Di mana kami menemukan lebih dari 1.000 ha lahan hutan milik Perhutani jadi lahan kebun sayur mayur," katanya.
Alih fungsi lahan seperti itu menurutnya yang membuat tingkat erosi di hulu sungai tinggi.
"Untuk mengurangi erosi itu kita sudah punya rencana mengembalikan itu jadi hutan lagi. Meskipun juga itu butuh waktu juga," tutur Anang.
Meskipun menemukan berbagai temuan masalah di lapangan, Anang mengungkapkan ada hal yang menggembirakan.
"Kita masih menemukan banyak mata air yang besar di sana," ungkapnya.
Untuk rehabilitasi Sungai Citarum, BPLHD menyiapkan sejumlah langkah strategis diantaranya penataan ruang, pembangunan ekonomi rakyat, rehabilitasi lahan, penanganan limbah domestik dan limbah industri.
(tya/ern)