Usman yang merupakan sahabat Ade ini berkisah, sebelum peristiwa nahas yang menimpa manajer cantik pada Senin 5 Agustus 2013 lalu itu, ia baru saja buka puasa di masjid bersama Ade.
Tak lama, Wawan menjemput Ade sekitar pukul 18.00 WIB dengan menggunakan sepeda motor Satria yang disebut-sebut milik Ade. Wawan pun memanggil Ade. Usai berbincang dengan Wawan, Ade lalu pulang untuk mengganti pakaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selang beberapa menit kemudian, Ade dan Wawan yang merupakan paman dan keponakan itu pergi meninggalkan masjid menggunakan sepeda motor Suzuki Satria.
"Saya enggak mengerti mereka pergi ke mana, saya juga enggak tahu apa yang dibawa," kata Ujang kepada Majelis Hakim yang dipimpin Parulian Lumban Toruan.
Selepas berbuka di Masjid, Ujang lalu pergi ke warnet. Satu jam kemudian Ade kembali menemuinya. "Ade bilang, dia ditinggal Wawan di Giant (Supermarket Jalan Dr Junjunan). Wawannya pergi," cerita Ujang.
Tak banyak cerita, Ade kemudian mengajak Ujang menginap di kediamannya di bilangan Pasteur Bandung. "Di rumah Ade saya tidur saja, hanya Ade memang kaya mau menyampaikan sesuatu cuma tidak jadi," terangnya.
Keesokan harinya, selepas kerja, sekitar pukul 20.00 WIB, Ade mengobrol dengan Usman. Dalam obrolan tersebut, Ade mengakui perbuatannya.
"Ade tanya, saya tahu tidak tentang pembunuhan di dekat lapangan Abra. Lalu dia bilang kalau dia pelakunya dengan wawan," kisah Usman yang sama-sama bekerja dengan Ade si perusahaan peminjaman uang tersebut.
Kepada Usman, Ade mengaku awalnya hanya berniat mencuri saja. Saat melintas di depan kosan Sisca, ia dan Wawan melihat tas dengan mobil terbuka. Saat itu, Sisca sedang membuka pagar kosannya. Saat mereka berhasil meraih tas, Sisca mengejar sambil merangkul pundak Wawan.
"Kata Ade, isi tasnya ada iphone, tapi dibawa Wawan melarikan diri. Ade hanya diberi uang Rp 100 ribu," tutur Usman.
Setelah mendengar kisah Ade, Usman mendapat telepon dari istri Wawan yang bernama Lia. Lia meminta Usman untuk mengantarkan obat ke Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
"Saya disuruh ambil obat penghilang rasa sakit. Lalu dianterin ke Cililin pakai ojeg. Sama Teh Lia saya cuma dikasih uang Rp 20 ribu aja untuk beli rokok. Teh Lia bilang katanya saya jangan bilang siapa-siapa," ucap Usman.
Keesokan harinya, keluarga Ade melakukan musyawarah agar Ade menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
(avi/ern)