Acara ini merupakan gagasan Humas A 2009 Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) kerja bareng Bandung Creative City Forum (BCCF) serta didukung Pemkot Bandung, Disdik, dan Disparbud.
"Festival Kaulinan Budak yang diadakan pada even ini bertujuan memperkenalkan warisan budaya berupa permainan tradisional Jawa Barat yang menarik dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Sedangkan festival layanga-layang merupakan kompetisi pengekspresian ragam kreatifitas melalui salah satu kegiatan permainan yang mungkin dianggap kuno namun menarik," jelas Ketua Panitia Rizky Eka Putra saat memberikan keterangan pers di Rumah Kreatif 'TABOO' Dago Pojok, Kota Bandung, Senin (4/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para peserta itu terdiri 14 SD di wilayah Kecamatan Coblong. Yang ikut pelajar kelas 3 hingga 5. Sekolah itu dipilih karena Kampung Dago Pojok ini berada di Coblong. Untuk lomba kaulinan budak, tiap sekolah menyiapkan sembilan orang. Kalau layang-layang, tiap sekolah diwakili dua orang," ucap Rizky.
Dia menjelaskan, tujuan acara ini bertujuan agar kalangan anak-anak bisa mencintai ragam permainan tradisional yang perlu dilestarikan di tengah gempuran alat permainan modern berteknologi canggih. Kehadiran alat permainan tradisional tak kalah edukatif dengan permainan canggih.
"Dalam kegiatan ini, hal yang ingin kami gaungkan yaitu merespon daerah urban semacam Kampung Dago Pojok yang punya potensi untuk wisata. Tempat ini juga sebagai kampung kreatif, edukatif, dan industri," jelas Rizky.
'Bandung CreACTive: Road To Kampung Kreatif 2012' ini direncanakan dimeriahkan pula pengisi acara antara lain Saung Angklung Udjo, Rumah Harry Roesli (RHMR), Karinding Riot, dan penampilan seni Kampung Kreatif. Selain itu dimeriahkan entas seni budaya dengan menampilkan berbagai kesenian tradisional, ragam stan bazar, kreasi dan kuiner khas warga Dago Pojok.
(bbn/ern)