Aksara tersebut bertuliskan 'Angkara Murka' yang diambil dari aksara kuno Sunda terlukis dengan tinta merah yang menyala di lengan kiri dara asal kota Bandung bernama Anggi. Proses pelukisan tato tersebut disaksikan oleh puluhan pasang mata dalam sebuah perhelatan seni di kampus UPI bertajuk 'Dance on Earth, a Performance Art Festival' Selasa (21/12/2010).
"Sakit sih, tapi suka aja sama hasilnya," komentar Anggi yang memiliki beberapa tato di tubuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya awalnya udah punya basic seni rupa, jadi tinggal melatih posisi tangan waktu megang mesin tato yang berat dan beraliran listrik itu," jelas lelaki yang merupakan alumni ITB jurusan Seni rupa.
Ia juga menjamin bahwa jarum yang digunakan setiap men-tato itu adalah jarum steril. Bahkan biasanya ia memberikan jarum itu kepada pelanggannya sebagai bentuk kenang-kenangan dan membuktikan bahwa setiap pelanggan menggunakan satu jarum.
Pelanggan Mi-Ink tidak hanya dari kaum adam saja, kaum hawa rupanya juga banyak yang gemar mentato tubuh. Kesulitan dalam melukis tubuh juga sering dialami Mi-Ink. Diakuinya melukis bagian perut ialah yang paling susah. Karena harus ditekan untuk mendapatkan posisi yang rata, untuk gambar tato berukuran kecil juga cukup sulit.
"Wah, saya juga pernah mentato daerah terlarang dari seorang cewek loh," ujarnya sambil tertawa malu.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini