"Ya saya sangat apresiatif sekali kepada para nasabah kami yang mayoritas mahasiswa, yang telah mengembalikan kelebihan uang," ujar Pemimpin Kantor Cabang BNI Pembantu Jatinangor Agus Suhendar kepada detikbandung melalui telepon, Senin (25/10/2010).
Ketika ditanya berapa banyak nasabah yang mengembalikan uang, Agus mengaku tak mengetahuinya. "Saya enggak tahu berapa orang. Pokoknya kalau ada yang datang, kami layani, kami buat berita acaranya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana yang dikembalikan tersebut, kata Agus, diserahkan kembali ke PT Cisco. "Jadi sebenarnya sih ini kerugian PT Cisco, karena kami telah menyerahkan pengelolaan keuangan kepada vendor kami itu," katanya.
Bahkan, kata Agus, yang menelepon para nasabah pun bukan pihak BNI, tetapi PT Cisco. "Tidak ada koordinasi dengan kami. Kalau soal nomor telepon, ya memang orang Cisco kan suka berhubungan dengan orang kami, ya jadi bisa nanya datanya," ujar Agus.
Meski diakui Agus hal itu sempat berbuntut masalah. Sebab ada nasabah yang merasa tersinggung dengan cara petugas Cisco yang menagih. "Kami telah tegur vendor kami itu. Apalagi mereka juga tanpa memberitahu pada kami, menelepon nasabah-nasabah kami untuk mengembalikan uang. Ada nasabah yang tersinggung, soalnya cara penagihan mereka. Padahal yang bertanggung jawab untuk masalah ini ya pihak vendor bukan nasabah," ujarnya.
Β
Ketika disinggung apakah kesalahan pada mesin ATM itu juga tercetak pada buku tabungan, Agus menyatakan buku tabungan nasabah tak bermasalah. "Ya kalau buku tabungan tak masalah. Misalkan si nasabah memang mengambil uang Rp 100 ribu, ya yang tercetak Rp 100 ribu. Kalau soal kelebihan uang, itu soal lain," jelasnya.
Pada 15 Agustus lalu, ATM BNI yang berada di Kampus Unpad Jatinangor tekor. Akibat kesalahan teknis, uang yang keluar dari mesin ATM lebih dari yang diminta. ATM pun tekor puluhan juta rupiah.
(ern/avi)