Kepala Stasiun BMG Bandung Jumadi AH, menerangkan sejak akhir Juni lalu, frekuensi curah hujan di Bandung dan di Jabar sudah mengalami penurunan secara drastis.
"Pada Juni masih 100 milimeter per bulan, di awal Juli 20 milimeter per bulan. Meski begitu di Bandung akan tetap ada hujan-hujan ringan terutama di Bandung Utara. Dikatakan hujan ringan karena curah hujannya hanya 5 hingga 20 milimeter," ujarnya saat ditemui di Kantor BMG Bandung, Jalan Cemara, Selasa (21/7/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski isu elnino sedang ramainya, tapi indikasinya hingga sekarang ini lemah. BMG sih masih teliti hingga Agustus. Musim kemarau di Bandung kami prediksi hanya sampai Oktober," katanya.
Selain itu, kata Jumadi, pergeseran musim dari kemarau ke hujan di Bandung tak akan ekstrem.
Selanjutnya Jumadi mengatakan curah hujan di Bandung sejak Januari 2009 cukup normal, sehingga cadangan air tanah selama musim kemarau nanti akan cukup. "Salah sangka kalau lihat tanah lempung yang mengkristal di Bandung Utara itu menunjukkan kekeringan parah, itu masih memiliki air yang cukup. Memang kalau diinjak sakit, tapi itu hanya luarnya saja," ujar Jumadi.
Sementara itu untuk suhu udara, selama musim kemarau Bandung mengalami penurunan. Kisarannya 16 hingga 18 derajat celcius. "Pas musim hujan kemarin 18 hingga 28 derajat celcius. Biasanya suhu paling maksimal di Bandung mencapai 30 derajat celcius," katanya.
"Makana kalau pas bangun tidur pagi suka dingin, tapi jemur pakaian cepat kering," katanya.
(ern/ern)