Setidaknya hal itulah yang diungkapkan salah satu personil P-Project Daan Aria yang juga penyelenggara Gebyar Hari Anak Nasional yang diselenggarakan di Pusdai, Senin (20/7/2009).
"Anak-anak sekarang dibesarkan teknologi, hasilnya beda dengan kita dulu. Kalau sekarang mungkin kurang sosialisasi, kalau dulu kita banyak sosialisasi dengan tetangga, kalau sekarang mungkin dengan anak tetangga kurang saling mengenal," ujar Arya disela-sela acara Gebyar Hari Anak Nasional di Pusdai Jalan Diponegoro, Senin (20/7/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang mereka banyaknya main playstation, komputer, karena memang lahannya tidak ada, sudah berkurang. Kalau dulu lahan yang mencari kita, kalau sekarang kita yang mencari lahan," tambahnya.
Untuk itu Daan juga selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tetap bersosialisasi. "Ya kita harus seimbang mengajarkan kepada anak. Teknologi kan tidak bisa dipungkiri jadi kita batasi waktunya. Sebagian untuk bermain komputer dan menonton tv, di waktu yang lain saya menyuruh anak-anak bermain sepeda di luar rumah agar kenal dengan teman-temannya," tutur Daan.
Daan yang juga berencana membuat Museum Mainan Anak Tradisional ini mengatakan acara semacam ini dapat jadi momentum untuk mengangkat permainan tradisional. Serta bisa menjadi unit-unit kegiatan sebelum didirikannya museum mainan tersebut.
"Banyak ide dari kita salah satunya kegiatan seperti ini. Kegiatan seperti ini nantinya bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada permainan tradisional yang makin terkikis jaman," ujar Daan.
Harapan Daan, acara seperti ini seharusnya dilakukan juga di sekolah-sekolah. "Harusnya acara-acara mengenalkan permainan tradisional seperti ini dilakukan di sekolah-sekolah juga. Agar anak-anak tidak hanya tahu tentang teknologi tapi juga kenal dengan permainan tradisional," ungkapnya.
Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung.
(tya/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini