Mahal, Rawat Bumi Sangkuriang

Lelang Kusen Tua Bangunan Heritage

Mahal, Rawat Bumi Sangkuriang

- detikNews
Rabu, 25 Mar 2009 17:52 WIB
Bandung - Pelelangan kusen di Bumi Sangkuriang tidak lepas dari mahalnya biaya perawatan bangunan yang berdiri tahun 1957 itu. Pengelola berharap ada peran pemerintah untuk menambal biaya perawatan.

Hal ini dikatakan oleh Staff Operasioanal BPBS, Yudi Gumilar, saat ditemui detikbandung, Rabu (25/3/2009). "Dananya untuk perawatan soalnya memelihara bangunan heritage itu sangat mahal biayanya," kata Yudi.

Saat ini, imbuh Yudi, biaya perawatan dan juga beban pajak bangunan cagar budaya dibebankan sepenuhnya kepada pengelola. Ia berharap pemerintah memainkan perannya dalam pelestarian bangunan cagar budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dengar ada subsidi untuk perawatan bangunan cagar budaya, tapi tetap saja beban pajak dan perawatan kita yang tanggung," ujar Yudi.

Sekedar diketahui gedung anggun ini dibuat dengan desain gaya jengki hasil karya arsitek Belanda terkenal Ir. A.W. Gmeilig Meyling.

Di halaman belakang, bekas rumah tinggal administratur disulap menjadi guesthouse enam kamar. Bangunan ini tidak pernah diubah. Selain bentuknya, tegel dan mebelnya pun masih asli zaman Belanda.

Bangunan ini merupakan pengganti Societeit Concordia yang berubah menjadi Gedung Merdeka pada 1955. Preanger Planters (orang-orang Belanda yang tinggal di perkebunan) yang biasa berkumpul di Societeit Concordia beralih berkumpul di sini.




Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung.
(ahy/rks)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads