Aksi yang berlangsung sejak pukul 7.00 WIB, Senin (2/2/2009) pagi tadi ini, dilakukan dengan menjajarkan motor di bahu jalan Burangrang, tepatnya di monumen tank baja. Akibatnya, kendaraan lain yang hendak melintas harus perlahan merayap.
Aksi dilakukan, karena para pelajar menolak sistem rolling pengelolaan parkir oleh pengelola lahan, karena siswa sudah merasa percaya dengan juru parkir yang biasa menjaga motor dan mobil mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun area parkir motor dan mobil yang selama ini digunakan para siswa BPI berada di sayap depan Gedung BPI yaitu, tepat di depan monumen tank baja dan di depan Jalan Emong. Keduanya dikelola oleh dua juru parkir yang berbeda. Suratin (55) mengelola lahan di depan monumen dan Robi mengelola di depan Jalan Emong. Rencananya, Suratin akan dipindah ke Jalan Emong dan Robi ke depan tank baja.
Di tempat sama, Suratin yang biasa mengelola parkiran bersama putranya menuturkan, dirinya enggan disebut sebagai provokator dalam aksi siswa SMA BPI. "Ini inisiatif siswa," katanya.
Aksi berjalan tertib, meski demikian petugas kepolisian dari polsekta lengkong disiagakan. Sekitar lima petugas polisi terus memantau jalannya aksi tersebut.
Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung. (ahy/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini