"Konflik diantara Palestina dan Israel adalah konflik yang rumit, dimana ada unsur ekonomi, kekuasaan, politik dan perebutan wilayah," ujar perwakilan Gereja Katolik Keuskupan Bandung Robert Suryatno, pada saat menggelar konferensi pers pernyataaan sikap mengenai konflik Palestina Israel, di RM Bale Gazebo, Jl Surapati, Bandung, Senin (5/1/2009).
Jadi, imbuhnya, jangan sampai masalah konflik kedua negara tersebut menjadi bias. "Ini bukan konflik agama dan jangan sampai hal ini berlarut-larut dan menyeret ke masalah agama," kata Robert.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua wilayah tersebut adalah wilayah yang peka, sehingga lebih baik kita mengungkapkan fakta yang ada di lapangan saja seperti perebutan kekuasaan. Jadi yang diangkat itu saja, jangan masalah agama yang diangkat," tutur Christian.
Dalam pernyataan sikap terhadap konflik Palestina-Israel tersebut, ditelurkan tujuh point dalam menyikapi konflik ketegangan di kedua negara, diantaranya adalah keprihatinan atas korban masyarakat sipil yang diantaranya wanita dan anak-anak, mengutuk penggunaan kekerasan dengan alasan apapun yang mengakibatkan tragedi kemanusiaan baik Oleh Israel atau Palestina, mengimbau pada kedua belah pihak yang bertikai untuk menghentikan kekerasan dan mengupayakan perdamaian melalui jalan dialog.
Selain itu, pernyataan sikap tersebut juga dihadiri oleh ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bandung Maftuh Kholil, Majelis Agama Kong hu cu, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Persatuan Mahasiswa Islam Kota Bandung, PGI Wilayah Jabar, dan Walubi. (ahy/ern)