Akhirnya, Misteri Perempuan Rusia-2 Anaknya di Gua India Terungkap

BBC Indonesia - detikNews
Jumat, 24 Okt 2025 18:10 WIB
Nina Kutina, perempuan Rusia yang membawa anak-anaknya tinggal di sebuah gua di India. (Nina Kutina)
Jakarta -

Pada September 2025, Nina Kutina beserta dua putrinya dikembalikan ke Moskow, Rusia, setelah ditemukan tinggal di sebuah gua di Hutan Gokarna, India, pada 9 Juli lalu. Kepada BBC, ia menceritakan alasan mengapa dia memilih hidup di gua.

Salah satu alasan terbesarnya bermukim di gua selama sembilan bulan karena berduka atas kematian putra sulungnya, Dmitry.

Putranya tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Negara Bagian Goa pada September 2024, dekat dengan area gua yang ditinggali Kutina. Ia menggambarkan kehilangan Dmitry sebagai masa "duka yang mendalam".

"Kami belum pernah tinggal di gua sebelumnya. Kami datang untuk menjelajah. Kami mencintai alam dan telah tinggal di berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk hutan belantara. Tapi tinggal di gua adalah pengalaman baru." kata Kutina dalam wawancara dengan BBC.

Selain berduka atas kematian putranya, Nina merasa hidup sederhana berdampingan dengan alam cocok untuk tumbuh kembang dua putrinya, yakni Ama dan Prema yang berusia lima dan enam tahun.

"Saya tidak ingin tinggal di apartemen panel di Moskow. Saya ingin tinggal di tepi laut agar anak-anak saya bisa berlari di pasir dan melihat dunia. Saya ingin mereka bisa memiliki kehidupan yang lebih menarik dan sehat," ujar Kutina.

Putra lainnya, Luchezar tidak ikut serta. Ia tinggal dan tengah bersekolah di Arambol, India beberapa jam dari lokasi gua yang ditinggali Kutina.

Nina KutinaNina Kutina mengatakan kepada BBC bahwa dia dan anak-anaknya hidup harmonis dengan alam selama bertahun-tahun.

Namun momen hidup di gua tersebut harus berakhir. Polisi India menemukannya setelah mengikuti jejak anak-anak berambut pirang yang berjalan dengan telanjang kaki di wilayah ziarah populer di India.

Dari pemeriksaan polisi, ditemukan dokumen imigrasi Kutina telah kadaluwarsa.

Kepada BBC, Kutina mengaku setelah kematian putranya ia tidak memiliki kekuatan untuk mengurus dokumen yang diperlukan.

Kemudian, polisi membujuknya untuk dipindahkan ke imigrasi. Alasan lainnya juga karena kondisi yang tidak aman seperti ular, hewan liar, dan longsor selama musim hujan.

"Tidak ada ular yang pernah menyakiti kami. Tidak ada hewan yang menyerang kami. Selama bertahun-tahun, kami hanya takut pada manusia," tulisnya kemudian di saluran Telegramnya.

Apa saja yang dilakukan Nina Kutina selama tinggal di alam terbuka?

Selama tinggal di gua, Nina mengaku menghias gua dengan kerajinan tangan. Ia juga membuat tempat tidur dari papan dan meletakkan tikar di lantai gua.

Polisi yang menemukan Nina dan anak-anaknya menyatakan keluarga tersebut "tampak nyaman" di dalam gua.

Baca juga:

Teman Nina di India, Vasily Kondrashov, menggambarkan Nina sebagai "legendaris dalam arti tertentu".

Dari Kondrashov pula, Nina dan anak-anaknya diketahui pertama kali tinggal di hutan bagian utara Goa sekitar 10 tahun yang lalu, sebelum pindah ke dalam gua.

"Di antara akar-akar raksasa pohon tropis, Nina menciptakan dua ruangan yang ditutupi kain. Satu sisi jadi ruang tamu dengan altar, yang lain kamar tidur," katanya.

"Di bawah pohon, mengalir sebuah sungai yang membentuk kolam alami kecil. Area sekitarnya dilapisi tanah liat dengan kursi buatan tangan, tempat api unggun, perkakas, dan mainan anak-anak."

Kondrashov juga menanyakan perihal antisipasi hewan buas, seperti ular. Namun, Nina membeberkan, "Ada dua ular yang tinggal dekat rumah kami, dan kami sudah saling mengenal dengan baik."

Lalu, bagaimana Nina dan para gadis kecilnya makan?

Lokasi tersebut berada di hutan tetapi cukup dekat dengan Gokarna untuk membeli buah, kata Nina.

Ia juga menerangkan, mereka tidak makan daging. Putrinya telah menjadi vegetarian sejak lahir. Ia juga berkata berkat gaya hidup alami ini mereka tidak pernah sakit.

Nina KutinaPolisi mengatakan gua tempat Nia Kutina dan anak-anaknya tinggal 'terlihat nyaman'.

Nina lahir di Leningrad (sekarang St Petersburg). Namun, dia senang melanglang buana. Ia menjelajah Rusia dan kemudian tinggal di Ukraina, Thailand, Malaysia, Indonesia, Sri Lanka, Kosta Rika, Nepal, dan akhirnya India.

Di luar negeri, dia melahirkan Luchezar, dan kemudian dua putrinyaAma dan Prema. Dia mengatakan kepada BBC bahwa anak-anak tersebut lahir di rumah tanpa bantuan medis dan menggambarkan relasi keluarganya sangat erat.

"Saya menghabiskan 24 jam sehari bersama anak-anak saya. Saya memiliki gelar dalam pendidikan, latar belakang seni, dan saya seorang musisi," katanya.

Kutina memang mengenyam pendidikan di kota Krasnoyarsk di Siberia selama sekitar delapan tahun.

Ia kemudian memperoleh gelar dalam bidang pendidikan, tetapi bekerja sebagai desainer interior di Moskow, dan meninggalkan Rusia 15 tahun yang lalu bersama Dmitry, putra sulungnya.

Kutina mengaku lebih nyaman hidup "di bawah langit terbuka, dalam harmoni dengan alam" selama bertahun-tahun.

Di saluran Telegramnya PecheRNaYa ZhizN (diterjemahkan sebagai Kehidupan Gua), ia mempromosikan pelajaran merajut. Bahkan ia berbagi ilmu menggambar dan memahat, termasuk saat berada di pusat penahanan.

'Penahanan lebih buruk daripada di gua'

Setelah menolak untuk dipindahkan, Nina bernegosiasi dan meminta pihak berwenang untuk membebaskannya dengan jaminan dan mengizinkannya menyewa rumah.

Akan tetapi, ia malah ditempatkan di pusat penahanan wanita di dekat Bangalore bersama kedua putrinya. Sementara itu, putranya ditempatkan di panti asuhan terdekat yang menurutnya sangat menyedihkan.

Kondisi di pusat penahanan tersebut, kata Kutina, jauh lebih buruk daripada di gua.

Ia mengklaim staf mencuri makanan dan barang-barang miliknya serta menyita abu jenazah anaknya yang disimpan di gua.

"Mereka (polisi) katanya melindungi kami dari hewan liar. Pada kenyataannya, dengan menempatkan kami di pusat penahanan itu, mereka membuat kami terpapar kecoak raksasa yang berlari di atas kepala orang pada malam hari dan tidak bisa dihindari," katanya.

"Mereka berpikir menyelamatkan anak-anak dari kelaparan dan kedinginan. Di gua, saya memasak makanan lezat untuk mereka. Di pusat penahanan, anak-anak saya menderita kelaparan dan kekurangan vitamin."

BBC meminta tanggapan dari pihak berwenang di India.

"Tuduhan warga negara Rusia tersebut telah dicatat dengan serius. Kami telah meminta Wakil Komisaris dan Asisten Komisaris Distrik Tumakuru (keduanya merupakan pejabat tinggi pemerintahan di distrik tersebut) untuk menyelidiki tuduhan tersebut dan mengirimkan laporan kepada kami," kata Sekretaris Utama Departemen Kesejahteraan Sosial Pemerintah Negara Bagian Karnataka, P. Manivannan, kepada BBC Hindi.

"Jika tuduhan tersebut terbukti benar, kami akan mengambil tindakan segera untuk memperbaikinya," kata Manivannan.

Secara terpisah, pejabat lain yang meminta identitasnya dirahasiakan berkata kepada BBC, "Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tuduhan tentang pencurian barang-barang sangat dibesar-besarkan. Kami akan menunggu laporan dari pejabat distrik tingkat atas."

Nina mengatakan bahwa dia dan anak-anaknya hidup lebih baik di gua daripada di pusat pengungsian. (Nina Kutina)

Menurut seorang pejabat India yang berbicara dengan BBC, Nina Kutina menghubungi Kedutaan Besar Rusia untuk meminta bantuan agar dapat kembali ke Rusia.

Namun, proses tersebut tertunda karena Dror Shlomo Goldstein, seorang pengusaha Israel yang tinggal di Negara Bagian Goa, mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan hak asuh atas Ama dan Prema.

Goldstein mengklaim ia adalah ayah kedua anak perempuan itu dan meminta agar mereka tidak dikirim ke Rusia.

"Dalam beberapa tahun terakhir, semakin sulit untuk tetap berhubungan dengan mereka. Bahkan ketika saya menemukan mereka, mereka tampak jauh dan menganggap saya telah meninggalkan mereka sebelum lahir. Padahal saya tidak pernah berhenti mencintai mereka," tulis Goldstein di media sosial.

Goldstein menginginkan hak asuh bersama atas anak-anak tersebut, tapi pengadilan mengharuskan tes DNA.

Nina Kutina enggan berkomentar mengenai Goldstein dan mengatakan dia sudah putus kontak dengan "orang itu".

Kini, Nina tinggal bersama kerabatnya di Moskow. Ia tidak berencana mengirim anak-anaknya ke sekolah, tapi akan mendidik mereka di rumah.

Ia juga ingin menikmati berkembara di hutan bersama putrinya dan ke berbagai tempat lain di masa depan untuk mendapatkan petualangan baru.

Hanya saja, ia masih harus berjibaku dengan pengurusan dokumen baru.

Reportase tambahan oleh Imran Qureshi.

Tonton juga video "Standar Ganda IOC yang Disinggung Rusia" di sini:




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork