Omicron BA.2 Muncul di RI, WHO Sebut Tak Lebih Parah dari Varian Asli

Omicron BA.2 Muncul di RI, WHO Sebut Tak Lebih Parah dari Varian Asli

BBC Indonesia - detikNews
Rabu, 02 Feb 2022 14:28 WIB
Jenewa -

Kemunculan subvarian virus Corona Omicron BA. 2 tampaknya tidak lebih parah dari subvarian orisinalnya, BA.1, kata seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (01/02).

Vaksin juga masih memberikan proteksi yang sama dari berbagai subvarian Omicron, kata Dr. Boris Pavlin dari Tim Respons COVID-19 WHO dalam konferensi virtual, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.

Komentar tersebut disampaikan ketika subvarian BA.2 mulai menggantikan BA.1 sebagai subvarian "orisinal" Omicron yang lebih umum di sejumlah negara, seperti Denmark.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data dari Denmark, negara pertama tempat BA.2 melampaui BA.1, tampaknya tidak ada perbedaan dalam keparahan penyakit, meskipun BA.2 berpotensi menggantikan BA.1 di seluruh dunia, imbuh Pavlin.

"Melihat negara-negara lain tempat BA.2 sekarang mendominasi, kami tidak melihat lonjakan perawatan di rumah sakit yang lebih tinggi dari perkiraan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Baca juga:

BA.2 lebih mudah menular dari versi BA.1 yang lebih umum, serta lebih mampu menginfeksi orang yang sudah divaksinasi, menurut sebuah studi yang menganalisis infeksi virus Corona di lebih dari 8.500 rumah tangga Denmark di antara bulan Desember dan Januari.

Subvarian tersebut sudah menjadi dominan di Filipina, Nepal, Qatar, India, dan Denmark, kata Pavlin.

Ia menambahkan: "Vaksinasi sangat melindungi dari penyakit parah, termasuk untuk Omicron. BA.2 menggantikan BA.1 dengan cepat. Dampaknya kemungkinan tidak cukup besar, meski masih dibutuhkan lebih banyak data."

Sudah ditemukan di Indonesia

Covid, Omicron

Secara global lebih dari 5,5 juta orang telah meninggal karena Covid, menurut pusat virus corona Universitas Johns Hopkins (Getty Images)

Sebanyak 55 kasus subvarian BA.2 Omicron sudah ditemukan di Indonesia, kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi bahwa subvarian BA.2 lebih sulit dideteksi menggunakan tes PCR S Gene Target Failure atau SGTF - metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus probable Omicron.

Menkes Budi memastikan bahwa Indonesia akan memiliki fasilitas untuk mendeteksi subvarian BA.2 Omicron.

Simak Video 'WHO: Vaksin Masih Sangat Efektif Lawan Semua Subvarian Omicron':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads