Demonstran Thailand Siram Markas Polisi di Bangkok dengan Cat Usai Bentrok

Demonstran Thailand Siram Markas Polisi di Bangkok dengan Cat Usai Bentrok

BBC Indonesia - detikNews
Kamis, 19 Nov 2020 14:29 WIB
Reuters
Bangkok -

Ribuan pengunjuk rasa di Thailand berkumpul di luar markas polisi di Bangkok dan menyiram bagian depan bangunan itu dengan cat, pada Rabu (18/11) malam, sehari setelah aksi yang diwarnai kekerasan menyebabkan puluhan orang terluka.

Didorong kemarahan pada keputusan pemerintah menolak usulan reformasi konstitusi - tuntutan kunci para pengunjuk rasa - serta tuduhan aksi kekerasan oleh polisi, para demonstran melemparkan ember-ember berisi cat warna-warni dan menyemprotkan grafiti pada fasad bangunan markas kepolisian Kerajaan Thailand.

thailand, Bangkok

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EPA

ADVERTISEMENT

Polisi membarikade diri mereka sendiri di dalam markas dan tidak turun tangan.

Thailand telah diguncang oleh unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa selama berbulan-bulan. Mereka menuntut reformasi konstitusi, pencopotan perdana menteri negara itu, serta perubahan pada monarki.

thailand, Bangkok

Reuters

Pada Selasa (17/11), Thailand mengalami unjuk rasa yang diwarnai kekerasan terbesar dalam beberapa bulan terakhir, ketika para demonstran bentrok dengan polisi.

Sedikitnya 40 orang terluka setelah pengunjuk rasa melemparkan bom asap dan kantung-kantung berisi cat ke arah polisi, yang membalas dengan meriam air dan gas air mata.

Para pengunjuk rasa berusaha mencapai parlemen, tempat para anggota legislatif memperdebatkan kemungkinan perubahan pada konstitusi, termasuk usulan kontroversial oleh kelompok sipil Dialog Internet untuk Reformasi Hukum (iLaw) yang didukung banyak pengunjuk rasa.

Usulan itu meminta pemerintahan yang lebih demokratis dan transparan, serta reformasi yang memastikan hanya anggota parlemen terpilih yang bisa menjadi perdana menteri. Thailand saat ini memiliki sistem yang membolehkan parlemen untuk menominasikan orang yang tidak dipilih oleh rakyat sebagai PM.

Pada Rabu (18/11) sore, usulan itu ditolak, memicu unjuk rasa baru.

"Kami datang ke sini murni karena marah," kata salah satu pemimpin aksi protes, Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul, kepada kantor berita Reuters.

thailand, bangkok

EPA

Para pengunjuk rasa melemparkan botol kaca melewati dinding markas polisi, yang dibarikade dengan balok beton dan kawat berduri.

Pengunjuk rasa lainnya menulis slogan anti-kerajaan di dinding, dan mencoret-coret alas pigura bergambar Ibu Suri Thailand Sirikit, meskipun potretnya sendiri tidak disentuh.

thailand, Sirikit

Reuters

Bebek karet raksasa juga muncul kembali - setelah muncul pertama kali pada Selasa (17/11) sebagai perisai terhadap meriam air.

bangkok

Reuters

Anti-government protest calling for political and monarchy reform

EPA

Pada Kamis (19/11) pagi, markas besar polisi telah dicat putih. Hanya ada sedikit jejak protes pada malam sebelumnya.

Tetapi para pengunjuk rasa telah berjanji untuk kembali, dengan pawai lainnya dijadwalkan pada minggu depan.

A woman reacts while walking past the damaged signage of the police headquarters

Reuters

Apa yang terjadi pada Selasa (17/11) ?

Unjuk rasa pada Selasa (17/11) disebut-sebut sebagai yang paling banyak diwarnai kekerasan sejak gerakan yang dipimpin mahasiswa ini dimulai pada Juli lalu.

Bentrokan itu berawal ketika sekelompok demonstran mencoba memotong barikade kawat berduri di dekat parlemen. Mereka melemparkan bom asap dan kantong cat ke barisan polisi anti huru hara.

Polisi membalas dengan menembakkan meriam air untuk memaksa mereka mundur dan ketika gagal, mereka menggunakan meriam untuk menembakkan cairan yang dicampur dengan larutan gas air mata.

Police use a water cannon with chemical-laced water to disperse pro-democracy protesters during an anti-government rally in Bangkok on November 17, 2020

Getty Images

Demonstran tampak berusaha membersihkan iritasi dari mata mereka.

Pejabat kesehatan mengatakan lima orang telah dirawat di rumah sakit karena efek gas air mata, sementara yang lain dirawat di tempat kejadian.

Beberapa pengunjuk rasa menderita luka tembak, meskipun polisi membantah menggunakan peluru tajam atau peluru karet selama operasi, menurut kantor berita AFP dan Reuters.

A protester who was exposed to tear gas washes his face outside parliament on 17 November 2020 in Bangkok

Getty Images

Beberapa pengunjuk rasa berusaha melindungi diri mereka dengan bebek karet raksasa, yang awalnya akan diapungkan di sungai belakang gedung parlemen saat anggota parlemen berdebat di dalam.

bangkok, thailand

Getty Images

bangkok, thailand

Reuters

Di tengah kekacauan, pengunjuk rasa anti-pemerintah kemudian bentrok dengan pendukung pro-monarki, saling melempar benda kepada satu sama lain.

bangkok, thailand

Getty Images

Polisi turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok itu.

Mengapa ada protes di Thailand?

Thailand memiliki sejarah panjang kerusuhan politik dan protes, tetapi gelombang baru dimulai pada Februari setelah pengadilan memerintahkan pembubaran partai oposisi pro-demokrasi yang masih seumur jagung.

Protes dihidupkan kembali pada Juni ketika aktivis pro-demokrasi terkemuka Wanchalearm Satsaksit hilang di Kamboja, tempat ia diasingkan sejak kudeta militer pada 2014.

Tetapi situasi mulai memanas ketika pengunjuk rasa mulai mempertanyakan kekuatan monarki.

Tindakan tersebut mengirimkan gelombang kejut ke seluruh negeri yang warganya diajarkan sejak lahir untuk menghormati dan mencintai monarki dan untuk takut akan ada konsekuensi bila membicarakannya.

Hukum lese-majeste Thailand, yang melarang penghinaan apapun terhadap monarki, termasuk yang paling ketat di dunia.

Definisi dari penghinaan terhadap monarki tidak jelas dan kelompok hak asasi manusia berkata undang-undang tersebut sering digunakan sebagai alat politik untuk mengekang kebebasan berekspresi serta seruan reformasi dan perubahan dari pihak oposisi.

Para pendukung kerajaan telah turun ke jalan untuk menentang demonstrasi yang dipimpin mahasiswa - dan mengatakan para pengunjuk rasa ingin menghapus sistem monarki, sesuatu yang mereka sanggah.

Seorang pengunjuk rasa, Panusaya Sithijirawattanakul, mengatakan niat mereka "bukan untuk menghancurkan monarki tetapi untuk memodernisasi, menyesuaikannya dengan masyarakat kita [masa kini]".

Simak video 'Thailand Memanas, Massa Serang Markas Polisi':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads