Armenia-Azerbaijan Sepakati Gencatan Senjata yang Diperantarai AS

Armenia-Azerbaijan Sepakati Gencatan Senjata yang Diperantarai AS

BBC Indonesia - detikNews
Senin, 26 Okt 2020 11:22 WIB
Pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan pecah pada 27 September. (EPA)
Jakarta -

Armenia dan Azerbaijan menyepakati gencatan senjata di wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan.

Gencatan senjata yang diperantarai oleh AS itu tercapai melalui negosiasi intensif, kata Departemen Luar Negeri AS, seraya menambahkan bahwa penghentian kekerasan akan berlaku pada Senin (26/10) dini hari.

Dua gencatan senjata yang disepakati sebelumnya pada bulan ini batal tak lama setelah disetujui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertempuran pecah pada 27 September di sekitar daerah pegunungan itu. Konflik kembali memanas dalam beberapa hari terakhir.

Pada Minggu (25/10), pernyataan bersama yang dikeluarkan pemerintah AS, Armenia, dan Azerbaijan mengatakan "gencatan senjata demi kemanusiaan" akan dimulai pada pukul 08:00 waktu setempat (11:00 WIB) Senin (26/10).

ADVERTISEMENT

Pengumuman tersebut menyusul diskusi antara Deputi Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun, Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan, dan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov.

Pada Jumat (23/10), kedua menlu datang ke Washington untuk bertemu Menlu AS Mike Pompeo.

Presiden AS Donald Trump pada Minggu (25/10) mengetwit untuk memberi selamat kepada semua pihak yang terlibat.

https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1320481440560132097

Para mediator dari Organisasi untuk Keamanan dan Kooperasi di Eropa (OSCE) juga dijadwalkan untuk bertemu kembali pada hari Kamis (29/10) untuk mendiskusikan konflik ini.

Dua gencatan senjata sebelumnya, yang diperantarai Rusia, gagal bertahan. Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, juga telah memperingatkan Rusia agar tidak melibatkan militernya dalam konflik ini.

Seorang warga membersihkan puing-puing di ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert.

Seorang warga membersihkan puing-puing di ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert. (Reuters)Warga di Shusha, Nagorno Karabakh yang terkungkung perang.

Warga di Shusha, Nagorno Karabakh yang terkungkung perang. (EPA)

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa korban jiwa akibat konflik ini telah mencapai hampir 5.000 orang.

Jumlah yang disebut Putin terkait korban dalam hampir empat minggu ke belakang, jauh lebih tinggi dari angka kematian yang dilaporkan kedua belah pihak.

Putin mengatakan bahwa dia berbicara kepada kedua belah pihak beberapa kali sehari, dan tidak akan memihak dalam konflik.

Dia mengatakan bahwa Moskow tidak setuju dengan Turki - yang mendukung Azerbaijan - atas konflik tersebut.

Menlu Armenia Zohrab Mnatsakanyan bertemu dengan Mike Pompeo Jumat (23/10).

Menlu Armenia Zohrab Mnatsakanyan bertemu dengan Mike Pompeo Jumat (23/10). (Reuters)

Presiden Rusia juga meminta Amerika Serikat untuk membantu mengupayakan perdamaian di wilayah tersebut.

Armenia menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata kemanusiaan di Nagorno-Karabakh, dan begitu pula sebaliknya.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tapi ia dikuasai warga etnis Armenia.

Bentrokan di wilayah itu, yang dimulai pada September, segera tereskalasi menjadi konflik skala besar, dengan bombardemen kota-kota serta dugaan penggunaan munisi tandan yang dilarang.

Beberapa ribu orang telah tewas dan bombardemen telah membunuh warga di kedua kubu. Puluhan ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka.

Ini adalah konflik terburuk sejak perang selama enam tahun di wilayah tersebut yang berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1994.

Nagorno-Karabakh - fakta-fakta kunci

  • Wilayah pegunungan dengan luas 4.400 km2
  • Dihuni oleh warga Kristen dari etnis Armenia dan warga Muslim dari Turki
  • Pada era Soviet, menjadi wilayah otonomi di dalam Republik Azerbaijan
  • Secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, namun didominasi oleh etnis Armenia
  • Diperkirakan sekitar satu juta orang mengungsi akibat konflik yang terjadi pada 1988-1994, dan sekitar 30.000 tewas
  • Pasukan separatis merebut beberapa wilayah tambahan di sekitar kantong di Azerbaijan pada perang tahun 1990-an
  • Kebuntuan sebagian besar terjadi sejak gencatan senjata tahun 1994
  • Turki secara terbuka mendukung Azerbaijan
  • Rusia memiliki pangkalan militer di Armenia
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads