Pengawas penerbangan Eropa tidak akan menerima putusan Amerika Serikat soal keamanan pesawat bermasalah Boeing 737 Max.
European Aviation Safety Agency (EASA) akan menjalankan tes mereka sendiri sebelum memutuskan apakah akan menyetujui pesawat itu diperbolehkan untuk mengudara lagi.
Boeing 737 Max dilarang mengudara sejak bulan Mei tahun ini sesudah kecelakaan maut, salah satunya di Indonesia.
- Boeing umumkan rangkaian perbaikan pesawat 737 Max
- Boeing klaim telah tuntaskan pemutakhiran perangkat lunak pesawat 737 Max
- Maskapai mana saja yang mengoperasikan Boeing 737 Max 8
EASA menyatakan kepada US Federal Aviation Administration (FAA) bahwa mereka "tak akan mengirim delegasi" pada persetujuan keamanan dalam surat yang dikirim pada tanggal 1 April.
Tidak lazimPatrick Ky, Direktur EksekutifEASA mengungkapkan empat syarat yang mereka berikan kepada pihak berwenang AS dalam presentasi di depan komite transportasi dan pariwisata Parlemen Eropa hari Senin (02/09).
Sikap Eropa yang keras ini merupakan pukulan terhadap harapan Boeing agar 737 bisa kembali dengan cepat mengudara lagi.

Eropa mempekerjakan 20 ahli penerbangan dan rapat dua sampai tiga kali seminggu dengan teknisi Boeing untuk memastikan banyak hal sebelum memutuskan sendiri apakah 737 Max boleh mengudara lagi. (Reuters)
Ini juga merupakan sebuah langkah yang sangat tidak lazim dalam praktek regulasi penerbangan internasional yang biasanya saling menerima standar satu sama lain.
Pesawat Boeing 737 Max tidak lagi mengudara secara komersial sejak pesawat Ethiopian Airlines jatuh sesaat sesudah lepas landas pada tanggal 10 Maret, menewaskan 157 orang.
Peristiwa ini terjadi tak lama sesudah pesawat maskapai Lion Air jatuh tanggal 28 Oktober 2018, menewaskan 189 orang.
- Boeing ubah nama 737 Max pada pesawat pesanan maskapai Eropa
- Boeing melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max
- Mengapa Garuda Indonesia batalkan pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8?
Dalam kedua kecelakaan, penyelidik memfokuskan kepada peran sistem perangkat lunak bernama MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System), yang dirancang untuk membuat pesawat ini lebih mudah diterbangkan.
Hasil penyelidikan memperlihatkan perangkat lunak - dan kegagalan pada sensor - menyebabkan pilot tak bisa mengendalikan pesawat.
Empat syaratPresentasi Patrick Ky ini memperlihatkanketidaksediaan mengirim delegasi ini menjadi salah satu dari empat syarat yang harus dipenuhi sebelum penerbangan 737 Max diperbolehkan lagi di Eropa.
Ketiga syarat lainnya adalah:
- "penelitian desain tambahan yang lebih luas secara independen" oleh EASA.
- dua kecelakaan maut itu "dianggap telah dimengerti dengan baik".
- dan awak penerbangan telah dilatih dengan cukup terkait perubahan-perubahan terhadap pesawat 737 Max.
EASA mensyaratkan banyak sekali terhadap 737 Max dengan "upaya yang belum pernah dilakukan sebelumnya" yang melibatkan 20 ahli penerbangan dan dua atau tiga kali pertemuan daring per minggu dengan teknisi Boeing.
Ada juga rencana uji coba penerbangan selama seminggu penuh dengan pesawat yang telah dimodifikasi di pusat uji coba penerbangan Boeing di Seattle.
- Boeing 737 Max: Amerika Serikat menolak terapkan larangan terbang
- Boeing merugi Rp68 triliun karena larangan terbang 737 Max
- "Saya kehilangan semua anak saya dalam pesawat Boeing yang jatuh"
Boeing telah mengerjakan rangkaian perubahan terhadap sistem kendali terbang 737 Max untuk menghindari masalah di MCAS. Selain perubahan pada pesawat, mereka juga mengusulkan perubahan cara pelatihan pilot.
Laporan di Amerika menyebutkan Boeing berharap mendapatkan izin keamanan dari FAA bulan depan, dan pihak maskapai bisa segera menerbangkan lagi 737 Max tahun ini.
Persetujuan FAA akan membuat maskapai Amerika bisa menerbangkan lagi pesawat ini. Tetapi maskapai Eropa - termasuk Norwegian Air yang kepayahan sesudah 737 Max tak mengudara - akan membutuhkan izin dari EASA sebelum membolehkan 737 Max kembali mengudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT