Sedikitnya 861 kasus terduga campak telah dilaporkan sejak 2 Februari lalu, sebut Departemen Kesehatan Filipina.
Sebanyak 50 orang, sebagian besar anak-anak, menurut para pejabat, diyakini meninggal dunia akibat campak.
Para pejabat juga menyebutkan, lebih dari dua juta anak-anak yang belum divaksinasi terancam terpapar virus tersebut.
- Dengue fever mewabah: Pencegahan dengan jaga kebersihan dan tanam serai
- Berantas demam berdarah sukses di Australia, Yogyakarta target selanjutnya
- Filipina stop vaksinasi demam berdarah lantaran beresiko bagi kesehatan, bagaimana di Indonesia?
Menteri Kesehatan, Francisco Duque, mengatakan kepada media setempat bahwa bronchopneumonia yang disebabkan komplikasi campak dapat mematikan. Karenanya, dia mengimbau para orang tua untuk membawa anak mereka divaksinasi.
"Orang tua seharusnya tidak menunggu komplikasi terjadi karena bisa jadi akan terlambat," ujarnya.
Masyarakat di Filipina ditengarai enggan membawa anak mereka untuk diimunisasi di pusat kesehatan pemerintah setelah komplikasi yang timbul akibat vaksin demam berdarah dengue, Dengvaxia.
Campak adalah penyakit yang sangat menular melalui batuk dan bersin, menyebar dengan mudah lewat udara.
Gejala awal campak biasanya demam, batuk, pilek, dan mata merah. Ruam merah tampak pada wajah dan tubuh beberapa hari kemudian.
(ita/ita)