Ribuan usaha ditutup sementara untuk menyesuaikan diri dengan mata uang baru "bolivar yang berdaulat", dan puluhan ribu pekerja memilih tinggal di rumah.
Uang kertas baru diluncurkan oleh Presiden Nicols Maduro pada hari Senin, dengan mengganti nama mata uang bolivar lama, dan merevaluasi nilainya.
Pemerintah mengatakan langkah ini akan mengatasi inflasi yang melonjak, tetapi para pengamat mengatakan hal itu justru bisa membuat krisis jadi lebih buruk. Uang kertas itu mulai beredar pada hari Selasa.
- WNI di Venezuela yang alami hiperinflasi: Makan di restoran 1,7 miliar bolivar
- Bagaimana Venezuela yang kaya minyak tapi mata uangnya ambruk
- Mata uang Venezuela ambruk: Kertas tisu dijual 2,6 juta, daging ayam 14,6 juta
Mata uang baru ini memotong nilai mata uang lama yang disebut 'Bolivar Perkasa,' dengan lima angka nol, atau per ratus ribu: Satu juta Bolivar lama sama dihargai dengan 10 Bolivar baru.
Itu berarti secangkir kopi di ibukota Caracas yang bulan lalu harus dibeli seharga 2,5 juta dengan mata uang lama, sekarang harganya dengan mata uang baru yang disebut Bolivar berdaulat, adalah 25 Bolivar.
Namun, banyak warga di Caracas mengatakan kepada BBC bahwa ada pembatasan untuk menarik mata uang baru itu dari mesin-mesin uang tunai, dengan maksimum 10 Bolivar Berdaulat (nilai yang setara dengan satu juta Bolivar Perkasa).

Kota-kota di seluruh Venezuela hampir dilanda kekacauan karena orang-orang berusaha untuk mendapatkan uang kertas baru itu.
Pasar gelap Venezuela yang menggunakan dolar bahkan dibekukan akibat pergantian mata uang, karena terjadi kebingungan dan ketidakpastian ekonomi.
- Krisis Venezuela: Mengemis makanan untuk bertahan hidup
- Di tengah kelangkaan uang tunai, kota di Venezuela terbitkan mata uang sendiri
Pemerintah mengumumkan pula berbagai kebijakan ekonomi baru untuk menyertai mata uang baru, seperti menaikkan upah minimum sebesar 34 kali dari tingkat sebelumnya mulai 1 September, menaikkan PPN dan memotong subsidi bahan bakar yang selama ini sangat tinggi.

Presiden Maduro juga mengatakan bahwa mata uang Bolivar Berdaulat akan dikaitkan dengan petro, mata uang virtual yang dikatakan pemerintah ditautkan dengan cadangan minyak Venezuela.
Tetapi AS telah mengumumkan larangan kepada warganya untuk terlibat dalam perdagangan denga petro, dan situs cryptocurrency, ICOindex.com, bahkan menyatakan petro sebagai "bodong".
"Menautkan Bolivar ke Petro adalah menautkan pada sesuatu yang nihil," kata ekonom Luis Vicente Len kepada kantor berita AFP.
- Venezuela makin rusuh, seorang demonstran remaja tewas
- Kolombia sumbang roti komuni untuk perjamuan kudus Paskah di Venezuela
Dalam perkembangan lain, pada hari Selasa (21/8 itu, Venezuela terguncang oleh gempa kuat di sepanjang wilayah pesisir utara yang dirasakan di Caracas. Banyak bangunan dikosongkan segera.
Ahli seismologi AS melaporkan gempa itu berkekuatan 7 dengan episentrum di timur Venezuela, sementara pihak berwenang Venezuela mencatat gempa berkekuatan 6,3 skala Richter.
Kantor berita Reuters melaporkan, para saksi mata di kota pesisir Cumana mengisahkan bagaimana warga segera berlarian ke jalan-jalan. Tidak dilaporkan adanya korban sejauh ini.
Saksikan juga video 'Hiperinflasi Melanda Venezuela, Tisu Toilet Dijual 2,6 Juta':
[Gambas:Video 20detik] (ita/ita)