Misteri hilangnya pesawat itu masih belum terungkap hingga saat ini dan sejumlah keluarga korban menentang rencana pembangunan sebuah tugu peringatan di kota Perth, Australia.
Rencananya tugu peringatan tersebut akan dibangun pada September tahun ini.
Pemerintah Australia membangunnya untuk mengenang 239 penumpang dan awak pesawat yang nasibnya belum bisa dipastikan bersama hilangnya pesawat MH370 saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju ibu kota Cina, Beijing, pada 8 Maret 2014 lalu.
- Keluarga korban sambut pencarian kembali MH370, setelah resmi sempat dihentikan
- Gambar-gambar terakhir korban MH17 boleh dilihat keluarga
- Kokpit digedor penumpang, pesawat Malaysia kembali ke bandara
Namun sebagian keluarga korban menentang gagasan membantun tugu peringatan karena pesawat naas itu masih belum ditemukan.
Mereka juga khawatir monumen akan menjadi tujuan wisata dan berpendapat seharusnya diajak berkonsultasi tentang pembangunan itu.
Usulan pembangunan tugu peringatan sebenarnya sudah diajukan sejak tahun 2014 namun baru disetujui pemerintah Australia tahun lalu.
Danica Weeks -yang suaminya, Paul, berada di dalam pesawat MH370- mengatakan dia menjadi dibutakan dengan email baru-baru ini yang memberi tahu tentang tender untuk rancangan monumen tersebut.
"Tidak ada yang diajak berkonsultasi. Ini benar-benar konyol. Kita belum menemukan pesawatnya, jadi kenapa kita punya tugu peringatan?"
Baginya, tugu tersebut mencerminkan keputusan pihak berwenang Australia untuk 'menutup buku' atas hilangnya pesawat tersebut, walaupun upaya pencarian oleh pihak swasta terus berlangsung.
"Mereka melakukan itu untuk keuntungannya sendiri," tutur Weeks kepada BBC. "Saya tak suka mengatakannya, tapi jelas hanya atraksi wisata."
_______________________________________________________________________
Tender disain monumenTender terbuka untuk proyek tugu peringatan senilai A$126,000 atau sekitar Rp1,3 miliar sudah tutup pada akhir Januari 2018, dengan masuknya sejumlah usulan dari seniman dalam dan luar negeri, menurut pemerintah negara bagian Western Australia.
Para seniman diminta merancang monumen untuk 'mencerminkan kehilangan pribadi dan pada bersamaan membangkitkan perasaan damai'.

Dalam tender itu disebutkan bahwa lokasi monumen -di sebuah pulau di Sungai Swan- dipilih karena 'hubungannya dengan air yang penting'.
Selain itu ada seruan agar rancangan juga menghormati 'kepekaan budaya Cina' dengan saran merujuk para penumpang dan awak MH370 sebagai 'mereka yang hilang' dan bukan 'mereka yang wafat' tanpa menyertakan daftar nama mereka.
Pemenang tender akan diumumkan bulan April dan monumen akan dibangun pada September.
______________________________________________________________________
Sementara Jeanette Maguire -putri dari Cathy dan Bob Lawton- mengatakan dia menghargai langkah itu namun pada saat bersamaan melihatnya sebagai kekeliruan.
"Tidak ada gunanya memiliki tugu peringatan ketika kita belum melewati tahap 'di mana mereka?".
"Kami ingin Anda menggunakan waktu dan upaya untuk menemukan mereka," tegas Maguire.
Kedua keluarga warga Australia tersebut juga mengatakan mereka tidak mendapat banyak informasi tentang seperti apa bentuknya tugu tersebut dan apa saja yang tercakup di sana.

Pihak berwenang mengatakan tugu akan dibangun di pulau yang mudah dijangkau di Sungai Swan di kota Perth, yang dulu menjadi markas dalam upaya pencarian bersama antara pemerintah Australia, Malaysia, dan Cina di kawasan Samudra India. Pencarian dengan kerja sama tiga negara itu kemudian dihentikan.
Sekitar dua pertiga dari yang berada di dalam pesawat MH370 merupakan warga Cina, sekitar 5.000km dari Perth.
Bagi Jiang Hui -putra dari Jiang Cuiyun, yang berada di dalam pesawat- jarak yang jauh akan membuat warga Cina tidak bisa mengunjungi tugu peringatan.
Namun dia mengaku lebih marah karena pembangunan yang mendahului penemuan pesawat hilang tersebut.
"Menurut kaca mata orang Cina, sebuah monumen baru bisa didirikan setelah seseorang dipastikan meninggal," jelas Jiang, yang merupakan perwakilan dari beberapa keluarga korban MH370 asal Cina.
"Mungkin Anda tidak memahami adat orang Asia. Jika Anda belum menemukan orangnya, maka monumen akan menjadi kutukan baginya."
Dia juga menuduh PM Australia, Malcolm Turnbull, tidak menginformasikan kepada keluarga korban asal Cina, yang mengetahui tentang tugu peringatan lewat berita-berita di media.
- Malaysia terima tiga usulan untuk teruskan pencarian MH370 yang hilang misterius
- MH370: Analisis baru menguatkan kemungkinan lokasi pesawat
- Apakah sekarang saatnya memensiunkan kotak hitam?
Keluarga korban warga Cina sudah mengirim surat terbuka kepada pemerintah Australia pada Januari 2018 untuk meminta agar proyek pembangunan tugu dibatalkan dan agar mereka disertakan dalam perundingan tentang rencana masa depan.
Namun mereka tidak mendapat tanggapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika BBC menanyakan soal penentangan atas monumen tersebut, pemerintah Australia mengatakan sudah berkonsultasi dengan keluarga korban di Australia dan mereka 'akan terus dilibatkan dalam proses rancangannya'. Namun pemerintah Australia tidak menanggapi pertanyaan tentang keluarga korban yang bukan Australia.
Sementara itu pemerintah negara bagian Western Australia (WA) -yang mendanai setengah dari biaya proyek- mengatakan sudah menyampaikan keluhan keluarga korban kepada pemerintah pusat di Canberra.
"Pemerintah WA memahami kepekaannya dan berharap konsultasi dengan keluarga dari korban yang hilang akan sangat seksama," jelas juru bicaranya.
Saat ini upacara pencarian oleh perusahaan swasta, Ocean Infinity, sudah berlangsung sejak Januari hingga Juni mendatang di bawah koordinasi pemerintah Malaysia.
"Saya harap mereka berhasil menemukan pesawat itu dan jawaban dari yang amat kami nantikan selama empat tahun ini," kata Weeks.
"Kami layak mendapat hak untuk menyampaikan selamat berpisah yang tepat."
(ita/ita)