Lebih dari 700 Gereja dan 1 Masjid Ditutup di Rwanda

Lebih dari 700 Gereja dan 1 Masjid Ditutup di Rwanda

BBC Magazine - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 09:51 WIB
Banyak gereja yang berkegiatan di bangunan kecil, seperti Gereja Bethlehem yang ditutup ini. (BBC)
Jakarta - Lebih dari 700 gereja ditutup diRwanda karena tidak memenuhi peraturan keselamatan dan polusi suara.

Sebagian besar yang ditutup adalah gereja-gereja Pentakosta yang kecil namun ada juga satu masjid yang ikut ditutup.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada BBC bahwa sejumlah gereja yang ditutup itu sudah dibuka kembali setelah mendapat persetujuan dari inspektur bangunan.

Sebuah rancangan undang-undang kini sedang diproses dengan persyaratan bahwa semua pengkhotbah harus menjalani pendidikan teologi sebelum membuka gereja.

Gereja-gereja Pentakosta -- yang biasanya dipimpin oleh para pengkhotbah yang karismatik dan mengaku mampu menghadirkan mukjizat -- berkembang pesat di sejumlah negara Afrika dalam beberapa tahun belakangan.

Beberapa berkembang menjadi gereja besar dengan menarik ribuan jemaat saat kebaktian Minggu, namun banyak yang tetap merupakan gereja di sebuah bangunan kecil yang tak punya izin bangunan.

Rwanda, gereja Sebagian besar warga Rwanda merupakan pemeluk Kristen namun juga masih melaksanakan tradisi budaya. (AFP)

Para pengkhotbah gereja juga dikritik karena menggunakan sistem pengeras suara untuk menarik agar jemaat datang ke gerejanya.

Seorang pejabat pemerintah, Justus Kangwagye, mengatakan kepada BBC Focus Africa, bahwa mereka hanya meminta agar gereja-gereja memenuhi 'persyaratan tertentu'.

Sejumlah bangunan gereja, tambahnya, membuat para jemaat menghadapi risiko keselamatan yang tidak perlu.

Langkah penutupan ratusan gereja tersebut dilakukan oleh pemerintah lokal masing-masing dengan dukungan Badan Pemerintah Rwanda, menurut surat kabar Rwanda New Times.

Dalam pernyataan sebelumnya, Badan Pemerintah Rwanda mengatakan sekitar 700 gereja beroperasi secara gelap.

Mayoritas warga Rwanda memeluk agama Kristen namun banyak juga yang masih mengikuti tradisi budayanya.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads